Tangerang — “Demografi Indonesia untuk membangun ekosistem elektrifikasi menjadi keunggulan tersendiri sehingga VinFast berupaya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam industrialisasi hijau“, hal ini sesuai yang diungkapkan Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia, dalam sesi Vin Talks di GIIAS, pada Jumat (1/8).
Peluang Indonesia sesuai demografi untuk memimpin industri hijau memang sangat relevan, mengingat banyak produsen mobil berinvestasi dengan menghadirkan kendaraan listrik di tanah air. Termasuk VinFast melalui line up mobil listrik unggulannya.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total investasi mencapai Rp1.766 triliun pada 2024, meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya. Foreign Direct Investment (FDI) menyumbang lebih dari 52%, memperkuat integrasi Indonesia dalam rantai nilai global dan regional.
Dalam diskusi yang mengusung tema “Investing in Impact – Catalyzing Indonesia’s Green Economy Through Policy & Private Sector Collaboration” Gita Wirjawan sebagai pengusaha mengatakan, demografi Indonesia dapat membantu negara naik kelas dalam dekade mendatang. Namun potensi tersebut harus didukung pendidikan di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) harus menjadi prioritas agar generasi muda memiliki keterampilan esensial untuk inovasi dan ekonomi hijau.
“Investasi hijau dapat berjalan dengan stabilitas makroekonomi serta agenda dekarbonisasi, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan dunia pendidikan yang membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan sekaligus mendorong fase kemajuan berikutnya bagi Indonesia.” ungkapnya.
Walau demikian, pada sesi Vin Talks tersebut, Gita juga mengungkapkan tantangan terbesar Indonesia dalam mengintegrasikan agenda hijau ke kebijakan ekonomi nasional, “Untuk mencapai Indonesia hijau, investasi modal sangat penting. Namun, untuk menarik investasi ini, harus ada kepastian hukum bagi pelaku industri serta tenaga kerja yang terampil. Setelah dua faktor ini terpenuhi, modal akan datang dengan sendirinya.”
Pernyataan Gita pun mendapat dukungan Kariyanto Hardjosoemarto yang menjelaskan alasan VinFast memilih Indonesia setelah pasar Eropa, Amerika Serikat, dan India. “Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi terbesar dan bonus demografi yang kuat. Memang penggunaan kendaraan listrik masih rendah, namun tahun ini telah mengalami pertumbuhan pesat yang menandakan potensi dan peluang besar.”
Kariyanto menambahkan bahwa pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia, tentunya berkat dukungan pemerintah yang sangat berkomitmen melalui kebijakan mendukung pelaku industri dalam mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.
Dalam sesi Vin Talks, diungkapkan bahwa Indonesia sendiri menargetkan ekonomi hijau Indonesia yang tercermin dalam target 2 juta mobil listrik dan 12 juta sepeda motor listrik pada 2030. Kondisi tersebut membuka peluang pelaku industri kendaraan listrik, termasuk komitmen VinFast untuk berinvestasi di Indonesia.
VinFast berkomitmen dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif, yang mendorong aksesibilitas, mendukung industri lokal, dan memajukan keberlanjutan jangka panjang.
Khusus investasi VinFast di Indonesia, Kariyanto menegaskan, “Tidak hanya membangun kendaraan listrik, tetapi juga membangun sebuah electric nation. VinFast berkomitmen melakukan investasi jangka panjang, termasuk pabrik perakitan kendaraan listrik senilai USD 200 juta di Subang yang direncanakan akan memproduksi 50.000 unit per tahun dan langsung mempekerjakan 1.000 pekerja, belum termasuk pemasok.”
Kariyanto juga menjelaskan bahwa Vinfast akan mengembangkan jaringan pengisian daya kendaraan listrik nasional dengan tujuan menjadikan mobilitas hijau terjangkau, andal, dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam mendukung ekosistem elektrifikasi, Kariyanto memastikan telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk mitra bisnisnya, V-Green, untuk mengembangkan infrastruktur pengisian baterai yang andal dan layanan mobilitas hijau. Langkah paling utama dengan menyediakan jaringan pengisian di seluruh negeri dan layanan taksi listrik murni Green SM, yang memperkuat ekosistem mobilitas berkelanjutan di Indonesia.
VinFast juga berkolaborasi dengan mitra lokal dan internasional seperti Chargecore, ChargePoint, Amarta Group, dan CVS untuk memasang sekitar 63.000 titik pengisian daya hingga akhir 2025, seluruh investasi tersebut mencapai USD 300 juta.
Dalam memperluas pelayanan bagi konsumen, VinFast berencana beroperasi di 19 provinsi dan 41 kota pada 2026, memastikan pelanggan menerima layanan lengkap dan dukungan purna jual yang prima. Pendekatan ekosistem ini mengintegrasikan manufaktur, infrastruktur, layanan, dan inovasi untuk mempercepat perjalanan Indonesia menuju emisi nol bersih.
VinFast juga telah resmi menjadi anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Tentunya melalui keanggotaan ini membuka peluang besar untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik, mendekatkan VinFast dengan konsumen lokal, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan industri otomotif nasional.
VinFast memastikan hadir di Indonesia untuk memberikan manfaat nyata, termasuk menciptakan lapangan kerja hijau, penguatan rantai pasok lokal, transfer teknologi, dan masa depan yang lebih bersih serta tangguh. Dengan menyelaraskan strategi bisnisnya dengan kebijakan nasional dan tujuan keberlanjutan global, VinFast bertujuan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam industrialisasi hijau.
“Seiring komitmen Indonesia pada energi bersih dan pertumbuhan berkelanjutan, VinFast bangga menjadi katalis perubahan. Kami hadir untuk mendukung target kendaraan listrik pemerintah dan membantu membangun ekonomi yang siap bersaing di masa depan dan lebih tangguh,” tutup Kariyanto.