Jakarta – PT Toyota-Astra Motor (TAM) meresmikan program “Pinisi Bagi Negeri” di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/4). Program ini bertujuan menjaga keaneka ragaman hayati laut Makassar dengan melakukan penanaman terumbu karang.
Program ini sendiri adalah program CSR kerjasama TAM dengan Pemerintah Kota Makassar, Kalla Toyota sebagai founder dealer Toyota di Sulawesi Selatan, dan Yayasan Makassar Skalia.
Selain melakukan penanaman terumbu karang jenis Acropora di sekitar kepulauan Samalona, Toyota juga urut menjaga kebudayaan tradisional masyarakat Bugis-Makassar dengan mengembangkan kapal Pinisi yang menjadi ikon sejarah masyarakat Bugis-Makassar dan daya tarik kota Makassar.
“Bersama masyarakat dan Pemerintah Kota Makassar serta dealer, kami telah merancang berbagai kegiatan dalam payung Pinisi Bagi Negeri untuk menggali potensi generasi muda dalam melakukan perbaikan lingkugan hidup di kawasan pantai Makassar dan dalam bidang kemaritiman. Program “Pinisi Bagi Negeri” ini diharapkan hasilnya akan sangat bermanfaat melebihi ekspektasi yang diinginkan masyarakat dan pihak terkait lainnya,” ujar Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto.
Kapal Pinisi ini juga digunakan sebagai media melakukan program edukasi tentang kebudayaan maritim dan konservasi lingkungan kepada siswa sekolah dan masyarakat setiap hari. Tujuannya agar masyarakat paham pentingnya menjaga nilai-nilai kebudayaan maritim serta pentingnya menjaga lingkungan laut dan memiliki perilaku yang ramah lingkungan.
“Jika di Demak kami melihat potensi di bidang pertanian organik, maka di Makassar kami menjalankan program kemaritiman yang diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan, khususnya konservasi terumbu karang serta pendidikan kemaritiman dan kebudayaan,” lanjut Henry.
TAM telah melakukan konservasi tahap awal dengan menanam 1800 fragmen terumbu karang dan terus ditingkatkan dengan target 6000 fragmen terumbu karang.
Tidak hanya mencakup proses penanaman saja, tetapi juga perawatan dan pemantauan perkembangan serta kesehatan terumbu karang. Kawasan terumbu karang yang sehat tersebut diharapkan dapat menjadi semacam “laboratorium laut” untuk mendukung riset kemaritiman.
“Kami berharap program ini dapat berjalan secara kontinyu, berkesinambungan dan mandiri, serta didukung semua pihak. Selain kelestarian budaya kemaritiman Makassar tetap terjaga dan terpelihara sehingga menjadi daya tarik pariwisata, masyarakat juga akan semakin teredukasi untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan laut dan menjadikannya sebagai sarana pendidikan budaya dan maritim yang menarik,” harap Henry Tanoto. (Str)