Tangerang – Mengemudi mobil saat ini tak hanya didominasi oleh laki-laki, perempuan masa kini juga sudah terbiasa melakukannya sehari-hari. Tak hanya piawai mengendarai mobil, tetapi perempuan juga semakin peduli dan teredukasi mengenai perawatan mesin.
Ini melampaui stereotipe lama yang menganggap urusan teknis adalah ranah laki-laki semata. Stereotip ini tak hanya membatasi ruang perempuan dalam dunia otomotif, tetapi juga mengabaikan banyak sosok inspiratif yang justru mampu membuktikan kompetensinya. Salah satunya adalah Diva Zahra, seorang sprint rally driver yang hadir mematahkan stigma tersebut melalui kiprahnya di lintasan dan kepeduliannya terhadap performa kendaraan.
“Dunia rally masih didominasi laki-laki, jadi kadang kami harus kerja dua kali lebih keras untuk dapetin pengakuan. Tapi justru itu yang bikin aku makin semangat. Tantangan terbesarnya adalah membuktikan bahwa wanita juga bisa kompetitif, tangguh, dan punya skill yang sama hebatnya di lintasan,” ujar Diva Zahra, pada talk show di GIIAS 2025, pada Selasa, 29 Juli 2025.
Menurut Diva, stereotip perempuan tidak perlu paham mesin mobil merupakan kesalahan besar. Pengalamannya di lintasan justru memperkuat keyakinan bahwa memahami kebutuhan kendaraan bukan hanya urusan teknis, tapi juga bagian dari kesadaran dan kepedulian sebagai pengendara.
“Kita harus tahu pelumas yang cocok, bahan bakar yang sesuai, dan cara merawat mobil yang kita pakai setiap hari. Itu bukan cuma soal teknis, tapi juga bentuk tanggung jawab dan self-empowerment,” ujar Diva.
Ia juga berbagi kisah menapaki dunia rally, dari masa kecilnya yang lekat dengan dunia offroad hingga akhirnya merasakan adrenalin di lintasan sebagai pembalap, hingga bagaimana dirinya belajar memahami mobil yang ia gunakan—bukan hanya di lintasan balap, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Rinda Raharjo, Brand Manager Pertamina Fastron, menambahkan bahwa edukasi soal kendaraan perlu diakses oleh perempuan dari semua kalangan dan berbagai latarbelakang, tanpa terkecuali.
“Kami percaya bahwa pemahaman tentang kendaraan bukan hanya milik teknisi atau pembalap. Kami ingin ajak lebih banyak konsumen perempuan untuk merasa nyaman dan percaya diri saat bicara soal kebutuhan mobil mereka,” jelas Rinda.
Lebih dari itu, Rinda menyoroti bahwa banyak perempuan di Pertamina telah membuktikan kemampuannya di berbagai bidang, mulai dari formulator di riset dan pengembangan produk, oil analyst, hingga profesional yang terlibat dalam strategi brand dan pengembangan bisnis. Pertamina Fastron juga telah mendukung berbagai pembalap nasional seperti Diva Zahra, dan Febriana Dewi, seorang pembalap slalom. Hal ini menunjukkan bahwa industri pelumas ataupun otomotif juga membuka peluang karier luas bagi perempuan.
Untuk memudahkan konsumen mengenali spesifikasi oli yang sesuai dengan mesin kendaraannya, Pertamina Lubricants juga menghadirkan website digital bernama Dr.Lube—sebuah fitur rekomendasi pelumas yang bisa diakses langsung lewat ponsel tanpa harus ke bengkel. Cukup dengan memasukkan jenis dan model kendaraan, pengguna bisa langsung mengetahui rekomendasi pelumas asli yang sesuai. ##