Jakarta — Adopsi kendaraan konvensional ke elektrifikasi memang makin marak di Indonesia. Banyak konsumen sudah merasakan sendiri bagaimana mobil listrik menghadirkan banyak manfaat, mulai dari penghematan operasional, minimnya perawatan, hingga membuat penggunanya turut berperan dalam pelestarian lingkungan.
Berdasar riset agensi kehumasan Praxis yang bertajuk Potensi dan Tantangan Mobil Listrik dari Persepsi Penggunanya, sebanyak 35,17 persen dari 1.200 responden menyatakan, bahwa hal terpenting yang memengaruhi keputusan membeli kendaraan elektrifikasi adalah soal daya tahan baterainya. Lalu, sebanyak 23,1 persen responden memprioritaskan harga belinya.
Berangkat dari dua indikator tersebut, VinFast memiliki cara jitu supaya adopsi mobil listrik semakin mudah dan terjangkau, sehingga dapat dimiliki semua kalangan. Salah satu yang merek Vietnam ini lakukan adalah melalui program skema berlangganan baterai, program satu-satunya saat ini yang dihadirkan oleh pembuat mobil di Indonesia.
Untuk diketahui, baterai mobil listrik merupakan komponen inti yang memiliki banderol paling mahal di antara komponen lainnya, dengan harga kisaran 30 hingga 40 persen dari total harga kendaraan. Sehingga tak heran, kalau program skema berlangganan baterai VinFast mampu memberi benefit lebih banyak kepada para konsumen yang ingin mengadopsi kendaraan listrik.
Kariyanto Hardjosoemarto sekalu CEO VinFast Indonesia mengungkapkan, “Biaya awal yang tinggi menjadi hambatan utama dalam mengambil keputusan membeli kendaraan listrik. Selain itu, banyak konsumen yang khawatir terhadap umur baterai dan biaya penggantiannya.”
“Kami melihat ada kebutuhan akan model pembayaran yang fleksibel yang mampu mengurangi risiko finansial jangka panjang. Kami langsung menjawab kekhawatiran ini dengan memisahkan biaya baterai dari harga kendaraan, yang tujuannya menurunkan entry barrier dan memberikan peace of mind bagi konsumen,” lanjut Kerry, sapaan akrabnya.
Dalam program langganan baterai mobil listrik, VinFast memberikan skema dengan contoh model VF 3. Mobil listrik mungil tersebut apabila dibeli secara utuh dengan kendaraan berikut baterainya, dibanderol seharga Rp 230 jutaan. Apabila konsumen memilih sistem sewa baterai, maka hanya dikenakan Rp 195 jutaan saja berikut pengenaan biaya sewa baterai Rp 253 ribu per bulannya.
Kerry, sapaan akrabnya menambahkan, “Ini poin penting yang ingin kami tegaskan. VinFast telah memastikan secara global bahwa biaya berlangganan baterai akan tetap sama untuk setiap pelanggan sesuai dengan biaya berlangganan yang ditetapkan pada saat pembelian.”
Dengan pembelian mobil listrik VinFast bersistem sewa baterai, tentu biaya jangka panjang yang dikenakan konsumen menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan membeli kendaraan beserta baterainya. Pasalnya, dengan membayar sewa yang terjangkau, konsumen bisa langsung mendapatkan keuntungan ekonomis sepanjang masa pakai kendaraan.
“Ketika baterai tetap dimiliki oleh perusahaan, VinFast dapat secara proaktif memantau, menarik kembali, dan mendaur ulang baterai di akhir masa pakainya. Hal ini tidak hanya memastikan keamanan operasional, tetapi juga mendukung pembangunan ekosistem kendaraan listrik berkelanjutan dan sirkular,” pungkas Kerry. ##

















