Tangerang — PT Hino Motors Sales Indonesia (HMS) menggelar seremoni penyerahan program Corporate Social Responsibilty (CSR) bertajuk “Kesiapsiagaan Lewat Cerita: Menghidupkan Kembali Tradisi Mendongeng untuk Edukasi Bencana”.
Program ini menegaskan komitmen Hino terhadap kemajuan bangsa lewat kontribusi sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Hal ini juga mempertegas bahwa Hino Tak hanya berfokus pada edukasi keselamatan jalan dan pelatihan teknis, Hino juga berupaya menanamkan pondasi karakter kepada generasi muda agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan peduli lingkungan sekitar.
Bertempat di booth Hino dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, di ICE BSD City, Tangerang (31//7/2025), program ini digagas hasil kolaborasi Hino Indonesia dengan Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara, sebuah komunitas yang aktif dalam edukasi anak dan pelestarian budaya mendongeng.
Melalui kegiatan roadshow ke 25 sekolah dasar di wilayah Malang, Jawa Timur, program ini mengusung misi menanamkan nilai-nilai sosial, budaya, dan edukasi kesiapsiagaan bencana bagi anak-anak usia dini.
“Cerita bukan sekadar hiburan. Cerita adalah jembatan pengetahuan dan empati. Melalui cerita, anak-anak bisa belajar tentang keberanian, tanggung jawab, dan kesiapan menghadapi situasi darurat,” ujar Tomoki Hattori, Direktur HMSI.
Acara ini juga menampilkan cuplikan mendongeng langsung yang menunjukkan antusiasme dan respons positif anak-anak terhadap program ini. Seremoni ini pun dihadiri langsung Yudi Priyanto, Ketua Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara dan perwakilan manajemen Hino.
Hino memahami pentingnya kontribusi terhadap aspek sosial dan budaya. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana, sehingga edukasi kesiapsiagaan sejak dini menjadi sangat penting.
HMSI berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap kesiapsiagaan bencana, menanamkan nilai-nilai empati dan gotong-royong, melestarikan budaya mendongeng sebagai media edukasi yang menyenangkan dan efektif.
“Kami percaya bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak berhenti pada penyediaan kendaraan niaga, tapi juga menyentuh aspek kehidupan masyarakat yang lebih luas. Salah satunya melalui program edukasi budaya dan kemanusiaan seperti ini,” tutup Tomoki Hattori. ##