JAKARTA – Dunia otomotif biasanya digandrungi oleh kaum lelaki. Namun, tidak sedikit perempuan yang berkecimpung di dunia otomotif.
Salah satunya adalah Fransiska Suryaty. Perempuan asal Bogor ini menjadi salah satu mitra terbaik Shell Indonesia yang aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ritel perusahaan di mancanegara dan mengantongi berbagai penghargaan.
Mengelola sebuah bisnis adalah hal yang menantang. Namun, menjadi pengelola lima SPBU sekaligus di DKI Jakarta tidaklah sederhana.
Sejak bergabung sebagai mitra Shell Indonesia pada 2009, Suryaty terus bergerak dan menghadapi berbagai tantangan. SPBU Shell kelimanya diresmikan pada 2020 di daerah Pluit, Jakarta Utara.
Langkah pertamanya memasuki bisnis SPBU dimulai di tengah kondisi yang lesu dalam salah satu bisnis yang sedang ia jalani saat itu. Ia berusaha mencari peluang bisnis baru dengan berselancar di internet dan tidak sengaja menemukan informasi peluang bisnis SPBU sebagai mitra Shell Indonesia.
Tanpa pikir panjang, Suryaty mempelajari dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan lalu mengikuti proses seleksi sampai akhir. Saat ini, tidak terasa telah genap 12 tahun ia menjadi mitra Shell Indonesia.
“Saat itu saya iseng mencari ide tentang bisnis apa yang bisa saya lakukan, dan nama Shell masih sangat asing di telinga saya. Tapi, justru itu yang membuat saya sangat tertarik untuk membuka SPBU bersama Shell,” kenang Fransiska Suryaty.
Perjalanannya tidak selalu berjalan mulus. Suryaty pernah merasa ingin menyerah. Kelincahan Shell Indonesia dalam berinovasi dan mengembangkan berbagai lini bisnis perusahaan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Suryaty. Ia mengingat masa-masa sulit dalam menjalankan bisnis SPBU-nya selama ini, salah satunya ketikad ia diminta untuk membuka bengkel sebagai bagian dari pelayanan SPBU – sesuatu yang sangat PT Shell Indonesia asing baginya. Dengan terus menguji dirinya sendiri dan terus belajar, saat ini bisnis bengkel di seluruh SPBU-nya tidak hanya bisa berjalan tapi juga sangat menguntungkan.
Tantangan terbesar dalam bisnis, yaitu sumber daya manusia (SDM). Mengelola SDM bukan perkara mudah. Setiap orang datang dengan latarbelakang pendidikan dan pengalaman yang beragam, sehingga dibutuhkan usaha ekstra dalam memastikan standar kerja dan kinerja yang baik. Dengan alasan itu, Suryaty memutuskan untuk berinvestasi pada aset utama bisnisnya, yaitu para anggota timnya.
Bagi Suryaty, yang terpenting dari seorang anggota tim adalah dua hal, yaitu kejujuran dan semangat kerja. Ia berusaha mewujudkan kedua hal tersebut dengan memberikan pelatihan bagi karyawan, transparan dalam mengawasi performa kerja, dan memberikan penghargaan berbasis prestasi. Menurutnya, SPBU pada dasarnya adalah bisnis jasa, sehingga sangat penting untuk memiliki anggota tim yang peka terhadap kenyamanan dan kepuasan pelanggan, serta selalu ingin memberikan layanan terbaik kepada mereka.
Seiring berjalannya waktu, tim Suryaty di lima SPBU yang dikelolanya semakin profesional dengan struktur organisasi yang semakin matang. Hal ini tidak hanya membantunya meringankan beban pekerjaan, tapi juga berdampak pada kemudahan Suryaty mendapatkan lebih banyak waktu berkualitas yang bisa dibagi bersama keluarga serta memenuhi perannya sebagai Ibu dan istri di rumah. ##