BEKASI — Pabrik Suzuki di Tambun, Bekasi, kini tidak hanya memproduksi Suzuki Nex II untuk pasar Indonesia. Agustus 2018, pabrik yang berdiri sejak 1981 mulai ekspor skutik irit BBM (bahan bakar minyak) ke Filipina dalam bentuk CBU (completely built up).
Saat ini, Suzuki telah mulai mengapalkan sebanyak 4.456 Suzuki NEX II sejak Agustus 2018. Hingga Maret 2019, Suzuki menargetkan akan mengekspor 18.660 NEX II ke Filipina dan Kamboja.
“Setelah kami ekspor Suzuki Nex II dalam versi CBU ke Filipina, kami akan mengincar pasar Kamboja dalam bentuk CKD (complete knock-down),” kata Seiji Itayama, Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor, saat peresmian ekspor Ertiga dan Nex II, hari ini (22/10), di pabrik Cikarang, Bekasi.
Suzuki memiliki sejarah yang sangat panjang di Indonesia, di mana produksi pertamanya pada 1971 berupa sepedamotor. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1974, Suzuki memproduksi komponen dan mesin sepedamotor di Cakung pada tahun 1974.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar, pada tahun 1981 Suzuki menambah pabrik Tambun I untuk meningkatkan kapasitas produksi sepedamotor.
Ekspor perdana sepedamotor Suzuki Indomobil Motor dimulai pada 2012 dengan Satria FU150, Smash FI, Nex, dan Let’s dalam bentuk CBU. Pada 2014 Suzuki mengekspor sepedamotor CBU Address dan 2016 mengekspor CBU GSX Series.
Sedangkan ekspor dalam bentuk CKD dimulai pada 2012 dengan Shogun 125, Satria FU150, Raider (Youngstar), Thunder 125, Shooter, Nex, dan Let’s.
Total hingga September 2018 sebanyak 699.481 unit sepedamotor (CBU dan CKD) telah diekspor ke 39 negara. [Itn]