JAKARTA – Kecemasan sebagian masyarakat tentang pengisian daya baterai ditumbangkan oleh pasangan yang juga konsumen Wuling Air ev asal Surabaya, Rony dan Lily. Pemilik Wuling Air ev ini sukses melakukan perjalanan dari Surabaya – Kilometer 0 Aceh – Surabaya.
Perjalanan sejauh lebih dari 7.800 kilometer itu, menurutnya, menantang, karena 20% rute yang dilewatinya merupakan lintasan-lintasan rusak.
“Kami berangkat bukan tanpa riset. Persiapan berangkat dua minggu, dan sebelum berangkat kami ke bengkel resmi dulu untuk cek kondisi mobil. Rute yang kami ambil berdasarkan titik-titik SPKLU yang ada. Kalau di Pulau Jawa masih relatif aman karena tersedia cukup banyak lokasi SPKLU. Tapi kalau di Pulau Sumatera, ini yang bikin kami khawatir, karena berpikir nyampe atau enggak ngecharge-nya. Tapi ternyata di Sumatera cukup banyak juga SPKLU, terutama di kantor-kantor PLN,” terang Rony sebagai konsumen Wuling Air ev.
Pasangan ini pun memuji durability Wuling Air ev di berbagai medan jalan yang sempat dikhawatirkan kondisinya. jalanan rusak.
“Sempet khawatir sih waktu ngelewatin jalanan rusak. Tapi ternyata aman kok bisa dilewati tanpa nge-gasruk bagian bawah mobil. Dipakai untuk melewati jalanan terjal, tanjakan atau tikungan yang hampir 360 derajat aman-aman aja kok.,” tambahnya.

Fitur Wuling Remote Control App via Internet of Vehicle turut membantu pasangan ini selama perjalanan. Saat mengisi baterai Wuling Air ev di SPKLU, mereka tak perlu selalu berada di dekat mobil dan bisa melakukan aktivitas lain seperti wisata kuliner. Mereka dapat memantau kondisi pengisian daya via Wuling Remote Control App di smartphone.
Wuling Remote Control App dapat memberikan Anda berbagai kendali dalam genggaman seperti membuka dan mengunci pintu mobil; menyalakan dan mematikan mesin kendaraan; mengontrol AC; navigasi online; Bluetooth; wireless mirrorlink; pesan online; geo fencing; vehicle positioning; status pengisian baterai; dan perintah mendengarkan musik favorit.
Selama perjalanan, pasangan ini turut dimanjakan oleh inovasi Wuling Indonesian Command (WIND), di mana sejumlah fitur bisa dijalankan via perintah suara berbahasa Indonesia, seperti mengakses aplikasi online, mendengarkan musik, bertelepon, memutar stasiun radio, mengatur volume, membuka jendela, mengoperasikan sunroof, menyalakan AC.
“Fitur Voice Command di Air ev ini sangat membantu banget. Kalau sudah nyetir lama, kadang mau muter lagu aja capek ya. Untung ada WIND. Tinggal ngomong “Halo Wuling, putar lagu” lagunya akan otomatis keputar.,” ujar Lily, istri Rony.
Lebih lanjut lagi, menurutnya daya tahan baterai mobil tidak main-main. Mereka pun sering melakukan pengisian daya semalaman saat beristirahat. Selain itu, saat dalam perjalanan melewati SPKLU, mereka pun menyempatkan mampir untuk mengisi daya selama 30 menit sampai satu jam. Dalam satu hari, pasangan ini bisa menempuh perjalanan selama 8-10 jam.
Tantangan terberat pasangan ini dialami di jalanan Pulau Sumatera. Mereka mengungkapkan bahwa dia hanya 1 kali melakukan pengisian daya baterai saat melewati jalur Palembang – Jambi sejauh 276 kilometer di mana tidak terdapat SPKLU hingga Jambi.
“Yang lebih berkesan lagi, selama perjalanan 32 hari dari Surabaya ke Sabang dan balik lagi ke Surabaya, dengan total jarak 7.860 kilometer, kami ngecas lebih dari 2.100 kWh dan itu biayanya cuma Rp1.850 jutaan, malah lebih mahal biaya tol dan kapal penyebrangannya,” jelas Lily.
Wuling Air ev tersebut dibekali baterai Lithium Ferro-phosphate bersertifikat IP67. Mobil bertenaga 30 kW dan bertorsi 120 Nm.
Mobil Listrik mungil ini membawa sejumlah fitur keselamatan dan keamanan yakni 2 Airbags, ABS, EBD, ESC, EPB, AVH, ISOFIX, Sound Module for Pedestrian Warning, TPMS, Rear Parking Sensor & Camera, Immobilizer, Anti Theft Alarm.
Wuling Air ev dijual dalam 3 varian Lite (200 kilometer), Standar Range (200 kilometer) dan Long Range (300 kilometer). Masing-masing dijual dengan harga Rp 190 juta, Rp 224 juta, dan Rp 275 juta. ##