JAKARTA – Pada 2022, Pemerintah akan menerapkan standar emisi Euro 4. Para pabrikan kendaraan niaga pun dituntut mengikuti standar baru tersebut mulai tahun depan.
Hino Motors sendiri sebagai pemimpin di segmen medium duty truck selama lebih dari 2 dekade menyatakan kesiapannya. Teknologi terpenting agar kendaraan memenuhi standar itu adalah common rail.
Hino Motors sendiri tak asing dengan teknologi common rail. Pada 1995 Hino Motors menjadi produsen kendaraan komersial pertama yang mengembangkan teknologi common rail di dunia.
Saat ini, Hino Indonesia yang merupakan salah satu basis produksi Hino di dunia. Hino Indonesia mengekspor kendaraan utuh atau Completely Build Up (CBU) untuk kategori kendaraan komersial truk dan bis sejak 2010.
Pasar-pasarnya adalah ASEAN dan Amerika Latin. Terutama negara-negara yang sudah memiliki standar emisi Euro 4 yang bermesin common rail yakni Filipina dan Vietnam.
Pada 2012, Hino Indonesia memperkenalkan teknologi mesin common rail di truk dan bus: Hino Ranger FM 285 JD untuk dump, Ranger FL 245 JN dan FM 350 TH untuk cargo dan Hino bus RN 285. Kendaraan-kendaraan tersebut sudah menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar common rail, yaitu bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injector-injektor yang dikontrol secara elektronik. Kerja injektor-injektor menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan yang diatur oleh komputer mesin atau ECU.
Mesin injeksi common rail memungkinkan kontrol emisi dan konsumsi bahan bakar dan tenaga lebih baik. Mesin dengan teknologi common rail dapat memberikan lebih banyak tenaga ke kendaraan dan mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar serta menghasilkan lebih sedikit emisi.
Mesin common rail Hino memiliki berbagai macam keunggulan seperti sistem supply bahan bakar Hino Common Rail memiliki 3x penyaringan bahan bakar, hal ini melindungi engine dari kontaminasi bahan bakar. Selain itu Injector menggunakan Diamond Like Carbon (DLC) yang membuat durabilitas dari injector sangat baik tahan terhadap gesekan. Sistem common rail turut juga menghasilkan emisi gas buang lebih rendah dan ramah lingkungan karena pembakaran lebih sempurna karena pengaturan untuk injeksi, waktu, jumlah dan tekanan dapat diatur membuat emisi jauh lebih rendah.
“Beberapa model Hino Ranger dan Hino Bus sudah mengadopsi teknologi common rail, dan hasilnya cukup baik dan diterima menjadi andalan para konsumen dalam menjalankan bisnisnya disini. Ini menjadi bukti bahwa kendaraan-kendaraa kami dapat diandalkan termasuk nanti saat era Euro4 tiba,” ujar Santiko Wardoyo Chief Operating Officer (COO) – Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI).
Menurutnya, mesin Hino common rail sudah menjalani serangkaian pengujian, termasuk untuk Hino Bus. Hasilnya test internal Hino di rute Transjawa, mesin berada pada suhu normal dan tidak ada kendala sama sekali, begitu pun dengan temperature oli yang dalam kondisi panas normal.
“Tentunya ini salah satu keunggulan kami, dengan volume oli yang lebih sedikit 12.7 liter. Ternyata tidak ada ganguan sama sekali di engine dan terbukti Hino Bus ini reliable untuk jalur Trans Jawa dan lebih efisien dan hemat dalam biaya operasional,” tambah Santiko. ##