BEIJING — Sepak terjang otomotif China di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun belakangan ini melibatkan sejumlah nama termasuk Beijing Automotive Group Co., Ltd. (BAIC Group). Kelompok otomotif yang berbasis di Beijing tersebut memiliki sejarah panjang.
Beijing Automotive Group merupakan salah satu kelompok produsen mobil milik Pemerintah terbesar di China yang mencakup R&D dan pembuatan kendaraan, suku cadang, perdagangan layanan mobil, layanan perjalanan komprehensif, keuangan, dan investasi, dan lain-lain.
Pada tahun 1958, Beijing Automotive Manufacturing Factory (BAMF) mengembangkan mobil pertama yang dikembangkan sendiri, sedan Jinggangshan. Berikutnya adalah pada tahun 1966, hadirlah BJ212, generasi pertama kendaraan off-road ringan China untuk militer. Truk ringan generasi pertama China BJ130 meluncur pada tahun yang sama dengan BJ212.
Pada tahun 1983, perusahaan meluncurkan usaha patungan dengan American Motors Corporation (perusahaan induk dari merek JEEP) dan mendirikan usaha patungan manufaktur kendaraan pertama di industri otomotif China, yaitu Beijing Jeep Corporation. Mereka juga mendirikan usaha patungan manufaktur kendaraan pertama dengan Hyundai Korea setelah China menyetujui WTO (World Trade Organization) – Beijing Hyundai Auto Co., Ltd. dan mendirikan Beijing Benz Automotive Co., Ltd. dengan Mercedes-Benz.
Perjalanan panjang tersebut mengantarkan mereka masuk dalam daftar 500 perusahaan terbesar versi Fortune Global 500, selama 11 tahun secara beruntun. Pada tahun 2023, BAIC Group yang menjadi tulang punggung industri otomotif China, menduduki peringkat ke-193 dalam daftar dengan pendapatan operasional 452,59 miliar yuan.
Dengan nilai merek 342,959 miliar yuan, BAIC Group menempati peringkat ke-21 di antara merek-merek China dan mempertahankan posisinya sebagai ke-3 dalam industri otomotif China, menurut laporan analisis 500 Merek Paling Berharga Tiongkok tahun 2023 yang dirilis oleh World Brand Lab.
Sejak didirikan, penjualan BAIC Group melampaui 31 juta kendaraan, dan kendaraan-kendaraan mereka dijual di lebih dari 110 negara di dunia. Saat ini BAIC Group memiliki sejumlah brand sendiri yakni ARCFOX (spesiaslis mobil listrik), BEIJING Auto (BAIC), Foton, Beijing Heavy Truck, dan Changhe Automobile.
Sementara total investasi dalam R&D selama periode Rencana Lima Tahun ke-13 hampir 40 miliar yuan. Group memiliki tim penelitian dan pengembangan lebih dari 10.000 orang, dan lebih dari 30% dari mereka memiliki gelar master atau lebih tinggi.
Itu semua membuat PT JIO Distribusi Indonesia percaya diri membawa BAIC Group khusus brand BEIJING Auto (BAIC) ke Indonesia.
“Jadi sebelum kami membawa BAIC ke Indonesia, kami melihat dulu seperti apa mereka. Mereka memiliki pengalaman 66 tahun di industri otomotif, penyedia kendaraan-kendaraan militer China, produsen kendaraan niaga, dan bahkan spesifik pembuat mobil offroad,” ujar Dhani Yahya, COO PT JIO Distribusi Indonesia (JDI).
“Secara finansial, kami melihat BAIC Group sehat. Itu bisa dilihat dari mereka masuk daftar Fortune Global 500 selama 11 tahun berturut-turut. Ketika mereka sehat artinya mereka akan berkomitmen pada R&D dan lain-lain,” imbuhnya.
Sarjana ekonomi dari Universitas Widyatama ini pun mengakui bahwa joint venture BAIC Group dengan brand-brand ternama dunia Jeep, Mercedes-Benz dan Hyundai di mana berhasil membentuk knowledge dan vision mereka, menjadi pertimbangan JDI berikutnya.
“Barulah setelah itu kami melihat lineup produk dan segmentasinya BAIC Group. Mereka lengkap, SUV 4×4, crossover, sedan, MPV, hingga hybrid dan listrik,” terangnya kembali.
Pada tahun pertama BAIC di Indonesia, JDI akan menawarkan BJ40 Plus dan X55 II. Keduanya bermain di segmen berbeda. Pada tahun depan (2025), BJ30 Hybrid diharapkan bisa diniagakan.
Mobil listrik dan pusat perakitan kendaraan menjadi rencana JDI untuk pasar Indonesia di tahun-tahun mendatang. ##