Jakarta — Dalam kurun waktu 5 tahun secara beruntun (2019-2024), Toyota menjadi kontributor terbesar ekspor mobil CBU Indonesia. Kontribusinya mencapai 61%.
Pada tahun 2024, kontributor terbesar ekspor mobil CBU Indonesia ini menorehkan ekspor sebesar 276.089 kendaraan, terkoreksi 5% dibandingkan tahun 2023 sebesar 290.772 unit.
Kedigdayaan Toyota ini berkat dukungan Pemerintah Indonesia, masyarakat, stake holder, serta peran rantai pasok industri otomotif nasional yang kuat dari hulu dan hilir.
Hingga saat ini, Toyota Indonesia telah memasok kendaraan ke lebih dari 80 negara tujuan ekspor. Selain melakukan ekspor kendaraan utuh, Toyota Indonesia juga melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (CKD), ekspor mesin, komponen dan alat pendukung produksi (dies & jigs).
“Konsistensi kinerja ekspor bukan sesuatu yang mudah diraih, mengingat peran penting anak bangsa yang berkarya di ribuan rantai pasok bahkan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Dihadapkan pada kondisi dinamika ekonomi global, Toyota Indonesia akan terus bekerjasama dengan seluruh rantai pasok dari hulu hingga hilir melalui performa ekspor kendaraan T-brand sebanyak 10 varian, baik kendaraan berteknologi ICE (Internal Combustion Engine) dan elektrifikasi, untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global. Kami memastikan bahwa produk-produk otomotif buatan SDM Tanah Air dapat menjawab kebutuhan pasar global yang semakin kompetitif,” ujar Nandi Julyanto Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
TMMIN pun menyoroti meski kinerja ekspor otomotif nasional mengalami koreksi pada tahun 2024, namun permintaan model-model elektrifikasi melonjak hingga lebih dari 100%. Kendaraan elektrifikasi Toyota Indonesia memberikan andil kinerja ekspor otomotif nasional sebesar 18.553 unit. Angka ini naik 111% dibandingkan pencapaian tahun 2023 sebesar 8.792 unit yang diperoleh dari ekspor Kijang Innova Zenix (HEV) sebanyak 11.790 unit dan Yaris Cross (HEV) sejumlah 6.763 unit. Kedua varian kendaraan elektrifikasi yang diproduksi oleh anak bangsa di Pabrik TMMIN Karawang Plant 1 ini semakin diminati konsumen global di negara-negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
“Kendaraan elektrifikasi yang semakin diminati menunjukkan kepeduliaan konsumen global akan isu perubahan iklim dan lingkungan “Carbon is our Enemy”. Artinya, industri otomotif nasional harus berada di depan perubahan dalam membentuk ekosistem kendaraan elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional akan produk ramah lingkungan, khususnya saat memasuki era transisi energi. Salah satunya, melalui strategi multi-pathway untuk menjawab beragam permintaan teknologi kendaraan namun tetap mendukung pertumbuhan industri otomotif Tanah Air sejak masa lalu, masa kini, dan di masa depan. Sesuai prinsip kami “No One Left Behind” bahwa tidak ada teknologi kendaraan yang ditinggalkan,” ujar Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.
Toyota Indonesia berkomitmen mengembangkan kendaraan elektrifikasi untuk mendukung target Pemerintah mencapai NZE di tahun 2060. Mengusung strategi multi-pathway, Toyota Indonesia menyediakan berbagai pilihan teknologi kendaraan seperti kendaraan konvensional berteknologi Internal Combustion Engine (ICE) yang rendah emisi, Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) hingga bahan bakar terbarukan Flexy Fuel (Biofuel seperti biodiesel hingga bioethanol).
Meski demikian Bob Azam menyatakan target ekspor Toyota Indonesia pada 2025 sama seperti tahun lalu. Mereka pun akan terus mengkaji dan melihat peluang pasar. ##
Pencapaian Kinerja Ekspor Toyota Brand (Jan-Dec 2024)
- Tipe SUV (Fortuner, Rush, Raize) 114.819 unit
- Tipe MPV (Kijang Innova, Kijang Innova Zenix, Avanza, Town/Lite Ace, Veloz) 89.681 unit
- Tipe Sedan, Hatchback, LCGC (Agya, Yaris Cross) 53.036 unit
- Tipe Kijang Innova Zenix Hybrid 11.790 unit
- Tipe Yaris Corolla Cross Hybrid 6.763 unit