Jakarta – Wuling Almaz Hybrid suguhkan impresi langsungnya di sirkuit Formula E Jakarta. Otobisnis.com merasakan bagaimana Sport Utility Vehicle (SUV) asal Tiongkok ini dikemas sebagai mobil elektrifikasi berharga terjangkau. Yup, cukup mengejutkan memang, karena harganya dibanderol Rp 470 juta (on the Road Jakarta).
Wuling Almaz Hybrid tak ditampik oleh Wuling Motors tetap membawa struktur yang sama dengan Almaz turbo. Namun untuk memastikan sebagai kendaraan hybrid, dihadirkan mesin 2.000 cc yang sudah bersistem Atkinson, disandingkan dengan motor listrik dan penempatan baterai tepat di bawah jok baris ketiga.
Bobot Wuling Almaz Hybrid ini berkat tambahan motor listrik hingga baterai Tenary Lithium-ion (NMC) diklaim hanya bertambah 90 kg dari versi mesin konvensional. Sebagai informasi, baterainya memiliki kapasitas 1,8 kWh.
Memiliki panjang 4.655 mm, lebar 1.835 mm dan tinggi 1.760 mm, sedangkan jarak sumbu rodanya 2.750 mm. Jarak pijak roda depan 1.554 mm ada tambahan 10 mm, dan pijak roda belakang masih 1.549 mm.
Ada yang dikonversi perihal suspensi belakangnya, tak lagi menggunakan multi-link independent, namun ke versi kendaraan berupa tipe torsion beam. Memang bagi yang perhatian terhadap kenyamanan, ini akan berpengaruh terhadap pengendalian terutama saat bermanuver di tikungan tajam. Tapi toh ini adalah kendaraan keluarga, ada yang tega menekuk kendaraan di tikungan saat kecepatan tinggi? Tentu tidak ada yang berani.
Berada di posisi kokpit tak berbeda jauh dengan Almaz RS. Konsol tengah saja tampak berbeda, karena menjumpai teknologi transmisi Wuling Almaz Hybrid adalah Dedicated Hybrid Transmission (DHT). Ada kebiasaan baru yang akan dilakukan saat mengendarai mobil Almaz Hybrid ini adalah tuas seperti joystik, ada tombol yang harus ditekan di bagian leher tuas ketika menggerakkan ke posisi drive. Sedangkan untuk posisi parkir, cukup jari telunjuk kiri yang menekan tombol P. Semudah itu.
Di panel instrumen akan terpantau energi monitor, bagaimana hybrid ini bekerja saat Wuling Almaz Hybrid melaju. Perlu waktu sekitar 10-15 menit agar baterai terisi penuh oleh mesin. Oh iya, performa yang digunakan tergantung dari ketersediaan energi di baterai. Apabila terisi penuh, Almaz Hybrid bisa melaju dengan energi baterai hingga 50 kpj, saat kapasitas baterai separuh, hanya bisa melaju di angka 30-40 kpj saja. Bila di atas itu, mesin akan memberikan tambahan dorongan performa.
Tapi ketika menginjak pedal gas dalam-dalam, mesin 2.000 cc akan langsung mengambil alih untuk melesatkan Wuling Almaz Hybrid. Sebagai informasi, sistem hybrid di Almaz Hybrid ini bereaksi sesuai dengan respon pedal gas, ketika baterai sudah mendekati habis, mesin akan langsung menyala untuk mengisi ulang energi baterainya. Bila sudah terisi penuh, mesin akan mati, Almaz Hybrid bisa melaju senyap gunakan motor listriknya.
Dari data yang dirilis oleh Wuling, bahwa mesin empat silinder berkapasitas 1.999 cc ini mampu kerahkan tenaga hingga 123 hp pada 5.600 rpm dan torsinya 168 Nm pada 4.000-4.400 rpm.
Sedangkan untuk Permanent Magnet Synchronous Motor yang disandingkan di ruang mesin punya tenaga 174 hp dan torsi 320 Nm. Sempat mencoba tendangan torsinya, cukup berikan jeritan yang menyita perhatian. Ban gunakan GT Radial Savero profil 215/55 diameter 18 inci lansiran GT Radial Savero.
Setelah beberapa kali putaran, membawa Almaz Hybrid ini seperti mobil biasa pada umumnya. Hanya saja ketika melaju di bawah 50 kpj dan baterai penuh, motor listrik yang akan menggerakkan mobil 7 seater berpenggerak roda depan ini.
Mencoba pergerakan meliuk di susunan Cone yang disiapkan oleh penyelenggara di sirkuit Formula E, Wuling Almaz Hybrid ini masih memberikan pengendalian yang baik meski mengaplikasikan suspensi torsion beam.