JAKARTA – Sektor otomotif merupakan salah satu kategori strategis yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Bertumbuhnya sektor ini, utamanya didasari pada jumlah penjualan kendaraan roda-empat.
Sayangnya, selama satu dekade pertumbuhan di sektor ini stagnan tak lebih dari satu juta unit per tahun, yang dikenal sebagai “One Million Trap”.
Eko Harjanto, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian dalam diskusi Viva.co.id Outlook Otomotif, kemarin (4/12), di Jakarta, mengatakan, “One million trap merujuk pada kondisi stagnasi pasar otomotif Indonesia yang sulit melampaui angka penjualan satu juta unit per tahun. Ditunjukkan dengan penjualan 10 tahun stagnan di sekitar 1 juta sejak 2015, setelah puncak penjualan pada tahun 2013 sebesar 1,23 juta kendaraan.”
Eko melanjutkan, stagnasi penjualan kendaraan di Indonesia disebabkan oleh trend harga kendaraan yang cenderung tinggi akibat kenaikan pajak, ketergantungan pada komponen impor yang rentan fluktuasi, dan biaya logistik. Belum lagi, konsumen terbesar yang berasal dari kelas menengah bawah dengan pendapatan per kapita Rp 74-79 juta lebih memilih mendahulukan kebutuhan pokok.
Sementara itu, Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun menambahkan, “Stagnan pasar mobil di Indonesia periode 2013-2023 disebabkan oleh menurunnya daya beli atau buying power masyarakat. Meningkatnya pendapatan per kapita tidak dapat mengejar kenaikan harga mobil baru.”
Merujuk data Gaikindo, secara kumulatif dari Januari hingga bulan Oktober 2024, total penjualan kendaraan bermotor roda-empat sebanyak 710 ribu unit, atau mengalami penurunan sebesar -15,01% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 mencapai 1.005.802 unit kendaraan.
Lebih lanjut, Gaikindo juga mempublikasikan bahwa kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) mengalami penurunan penjualan. Capaian sebanyak 934,444 unit yang diraih pada 2023, hanya bisa dicapai sebanyak 630,336 unit di Oktober 2024.
Walau secara keseluruhan penjualan kendaraan menurun, namun ada sisi positif. Gencarnya kampanye peralihan penggunaan kendaraan elektrifikasi yang dilakukan berbagai pihak, nyatanya berbuah manis. Terbukti dari penjualan tahun 2023 sebanyak 71.358 unit, per tahun ini meningkat sebanyak 80.070 unit.
Pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor otomotif terus melakukan berbagai upaya mengail potensi penjualan kendaraan elektrifikasi. Dari segi permintaan, inflasi dikontrol melalui kebijakan moneter dan fiskal, pemberian insentif kendaraan ramah lingkungan, dan kampanye penggunaan kendaraan produksi lokal.
Tak hanya itu, upaya yang datang dari produsen adalah mendorong diversifikasi produk dengan harga terjangkau maupun model baru sesuai preferensi konsumen, lalu fasilitasi ekspor dengan berbagai kemudahan akses ke beberapa negara, hingga pengurangan beban pajak melalui insentif fiskal bagi pabrik yang meningkatkan kapasitas produksi atau yang berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan.
“Fleksibilitas untuk insentif dapat menjadi katalis, penyelamat dari kondisi pasar otomotif kita yang stagan.” pungkas Kukuh. **