JAKARTA – Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Dan sebelum ahirnya menjadi massif, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menggandeng Toyota dan 6 perguruan tinggi untuk riset pentahapan teknologi electrified vehicle (kendaraan bertenaga listrik) di Indonesia.
Enam perguruan tinggi tersebut adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana.
Pada tahap pertama, para peneliti dari UI, ITB, UGM akan menggunakan 12 kendaraan listrik dan enam unit kendaraan konvensional yang disediakan oleh Toyota Indonesia. Kendaraan-kendaraan ini untuk dipelajari mengenai aspek teknikal seperti jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan pelanggan melalui pelacakan data dalam penggunaan sehari-hari di tiga Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta selama tiga bulan.
Pada tahap berikutnya, para peneliti dari UNS, ITS dan Udayana juga akan melakukan rangkaian study sama dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih beragam dan komprehensif. Nantinya, data-data yang terkumpul akan dianalisa dan disimpulkan untuk menjadi referensi bagi Kemenperin. Selain itu, penelitian juga akan mempelajari mengenai rantai pasok industri termasuk kebutuhan ketenagakerjaan.
“Kami berterimakasih kepada Kementerian Perindustrian RI karena telah memberikan kesempatan kepada Toyota untuk berpartisipasi dalam study pengembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Dalam riset ini kami memberikan dukungan berbentuk penyediaan alat berupa kendaraan, data logger, charger, dan asistensi lainnya yang dapat digunaan oleh para peneliti dari universitas-universitas di Indonesia. Kami berharap dukungan yang kami berikan ini dapat membantu pemetaan kondisi dan kebutuhan nyata pelanggan, termasuk kesiapan dan tantangan dalam mengembangkan industri dan infrastruktur kendaraan elektrifikasi di Indonesia sesuai arahan Kementerian Perindustrian RI,” ujar Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, di sela Kickoff Electrified Vehicle Comprehensive Study di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu lalu (4/7).
Proyek kerjasama ini tidak terlepas dari rencana produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle atau LCEV) sebesar 20% pada tahun 2025.
“Pemerintah saat initerus berupaya untuk mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV. Ini tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk dapat menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29% pada tahun 2030 dan menjaga energy security khususnya di sektor transportasi darat. Apalagi, selama ini industri otomotif memberikan kontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.[Itn]