Singapore – Suatu survey yang digelar oleh Frost & Sullivan dan didukung oleh Nissan Motor mengungkapkan bahwa satu dari tiga orang Asia Tenggara berminat membeli kendaraan listrik.
Bahkan jumlah orang yang berminat akan bertambah jika harga kendaraan listrik lebih murah. Tiga dari empat responden menyatakan bersedia pindah ke kendaraan listrik jika pajak ditiadakan. Insentif-insentif lain yang mendorong lebih banyak orang membeli kendaraan listrik berupa pemasangan fasilitas isi ulang di apartemen (70%), jalur prioritas untuk kendaraan listrik (56%), dan parkir gratis (53%).
Dua dari tiga responden menyatakan bahwa keselamatan (mobil listrik memiliki standar keselamatan lebih baik) menjadi pertimbangan utama dalam membeli kendaraan listrik. Faktor kedua berupa kemudahaan dalam pengisian ulang (recharge) baterai. Biaya bukan faktor signifikan, karena mereka bersedia membayar lebih mahal untuk beli mobil listrik daripada mobil konvensional setara.
Survey bertajuk “Future of Electric Vehicles in Southeast Asia” itu melibatkan konsumen-konsumen di Indonesia, Singapore, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina, di mana 37% pembeli prospektif bersedia mempertimbangkan pembelian mobil listrik sebagai kendaraan berikutnya.
Para responden Thailand, Indonesia dan Filipina bahkan paling menunjukkan ketertarikan kepada mobil listrik.
Temuan ini semua berdasarkan survey yang melibatkan 1.800 responden. Metode survey berupa online dan tatap muka.
Saat ini Nissan meniagakan 2 model mobil listrik: Nissan LEAF dan Nissan e-NV200. Nissan LEAF sendiri merupakan mobil listrik terlaris di dunia dengan penjualan lebih dari 300.000 unit sejak generasi pertama dijual pada 2017. Generasi kedua Nissan Leaf mulai diniagakan pada kuartal IV 2017. ##