BANDUNG — Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sekaligus, Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam memasuki era kendaraan listrik.
Jika kita membuka data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), total penjualan kendaraan bermotor sepanjang 2021 mencapai 887 ribuan unit. Total ekspor mobil utuh (CBU) sebanyak 294 ribuan unit dan ekspor mobil dalam bentuk terurai hampir 92 ribuan unit.
Industri otomotif nasional juga memegang peran strategis sebagai bagian dari rantai pasok, dengan jangkauan wilayah ekspor yang telah merambah hingga 80 negara di berbagai kawasan dunia.
Di tengah upaya eskalasi kontribusi sebagai basis produksi dan ekspor global, Indonesia, kini, menyongsong era elektrifikasi industri otomotif nasional. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri untuk membuktikan apakah produk-produk otomotif berteknologi tinggi buatan SDM (sumber daya manusia) Indonesia, dapat berkompetisi mempertahankan performa positif dan keluar sebagai pemenang.
Toyota sebagai pemain otomotif terbesar di Indonesia sangat peduli dengan hal tersebut dan mendorong tertatanya transisi kendaraan listrik.
“Transisi kendaraan elektrifikasi yang tidak tertata, akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif. Kehadiran beragam teknologi kendaraan elektrifikasi rendah emisi yang lengkap, melalui pendekatan strategi multi-pathway akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia lebih cepat berkembang dan mengejar posisi sebagai pemain utama produsen serta eksportir kendaraan elektrifikasi di kancah internasional,” ujar Bob Azam Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), pada seminar “Menyongsong Era Elektrifikasi Industri Otomotif Nasional”, di Institut Teknologi Bandung (ITB), hari ini (1/12).
Di samping itu, Azam menambahkan, bahwa roadmap industri otomotif nasional harus disusun dengan memperhitungkan ketersediaan energi, khususnya SDA (sumber daya alam) tidak terbarukan. Dukungan Pemerintah di sektor transportasi melalui manajemen UIO (Unit in Operations), juga menjadi elemen penting untuk mempertahankan posisi dan kontribusi positif industri otomotif nasional selama lebih dari 5 dekade ini.
Untuk mencapai target netralitas karbon, Toyota Indonesia meyakini bawa era elektrifikasi tidak boleh meninggalkan industri otomotif nasional yang selama ini telah berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia “No One Left Behind.” Toyota Indonesia percaya, setiap teknologi mobilitas memiliki perannya masing-masing. Semua harus dikembangkan untuk memenuhi tujuan nasional.
Toyota Indonesia berkomitmen untuk menyediakan semua teknologi elektrifikasi (multi-pathway) sesuai dengan kebutuhan para pelanggan dengan menyediakan beragam pilihan kendaraan hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar terbarukan, dan kendaraan berteknologi elektrifikasi yaitu Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) hingga hidrogen. Dengan demikian semakin banyak masyarakat pengguna kendaraan beroda-empat yang dapat turut berkontribusi menurunkan emisi karbon. ##