SURAKARTA — Toyota mendorong pelibatan semua shareholder dan stakeholder, mulai dari tingkat pemerintah, akademisi, industri, hingga pasar guna terciptanya strategi komprehensif untuk mengakomodir beragamnya kebutuhan kendaraan elektrifikasi dan kendaraan ramah lingkungan lainnya.
Hal itu diungkapkan oleh Bob Azam Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), pada seminar PERCEPATAN INDUSTRI & EKOSISTEM BATERAI MENUJU PERCEPATAN POPULARISASI ELEKTRIFIKASI DI INDONESIA, di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, hari ini (7/3).
“Kepentingan seluruh shareholder dan stakeholder, mulai dari tingkat pemerintah, akademisi, industri, hingga pasar harus dilibatkan. Kolaborasi tersebut akan mendorong terciptanya strategi yang komprehensif guna mengakomodir beragamnya kebutuhan kendaraan elektrifikasi maupun kendaraan ramah lingkungan lainnya dengan tetap memperhatikan tujuan dekarbonisasi, dan tetap memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.” ujar Bob Azam Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN.
Saat ini industri otomotif Indonesia tengah mengalami transformasi menuju era industri yang mengusung semangat dekarbonisasi dan elektrifikasi. Industri otomotif nasional juga diharapkan mampu mengimplementasikan semangat dekarbonasi pada proses produksi, serta berperan dalam pengembangan ekosistem elektrifikasi sebagai infrastruktur untuk mengakselerasi populasi elektrifikasi di Indonesia.
Indonesia memiliki tantangan besar untuk menjadi yang terdepan dalam elektrifikasi otomotif di kawasan ASEAN, bersaing dengan Thailand dan Vietnam. Karenanya, Indonesia harus memanfaatkan potensi-potensi besar otomotif di era elektrifikasi dari hulu sampai hilir secara seksama dalam sebuah strategi kebijakan dan pengembangan industri otomotif terintegrasi yang memungkinkan percepatan semua teknologi elektrifikasi.
Dalam elektrifikasi, baterai memegang peranan utama. Itulah sebabnya semua unsur harus dilibatkan untuk membentuk ekosistem yang baik. Sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia sebagai salah satu pelaku industri berkomitmen untuk senantiasa bersinergi bersama pemerintah dan akademisi melalui kolaborasi Triple Helix (pemerintah, akademisi, dan industri) dalam menyelaraskan pemahaman agar transformasi industri otomotif di era elektrifikasi pada umumnya, dan industri baterai pada khususnya, dapat berjalan mulus.
Menurut Toyota Indonesia, industri elektrifikasi membutuhkan ekosistem yang jauh berbeda dengan kendaraan konvensional. Tidak hanya dalam hal infastruktur pendukung, tapi juga dalam hal rantai pasok atau supply chain dan SDM-nya.
Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel — sebagai salah satu bahan baku baterai mobil listrik — terbesar dunia. Artinya, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan industri baterai yang notabene menjadi salah satu ekosistem utama dari industri elektrifikasi.
Selain itu, pengembangan industri baterai elektrifikasi juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan bagi industri turunan yang menggunakan bahan baku baterai. Penguasaan pengembangan baterai merupakan salah satu komponen penting dalam penciptaan posisi Indonesia sebagai yang terdepan di era elektrifikasi.
Toyota sendiri memiliki beberapa teknologi elektrifikasi yakni hybrid, plug-in hybrid, listrik murni dan fuel cell hidrogen. ##