HOUSTON – Revolusi transportasi alias peralihan kendaraan masa depan yang kian ramah lingkungan dan tanpa emisi gas buang menjadi perhatian General Motors.
Hal tersebut diungkapkan oleh General Motors Chairman and CEO Mary Barra saat gelaran tahunan CERAWeek energy conference di Houston, (7/3).
“Kendaraan dan bagaimana berinteraksi dengan mereka berubah sangat pesat karena teknologi baru dan keterlibatan dari permintaan konsumen. Lebih dari satu abad, General Motors telah membantu bagaimana pergerakan dunia,” ujar Barra.
Fenomena global akan kendaraan masa depan menjadi tantangan baru bagi General Motors dengan melihat masih tingginya human error sebagai sumber dari kecelakaan.
“Dihadirkannya kendaraan otonom atau berkendara otomatis, kemungkinan bisa menolong 1,25 juta orang yang telah menjadi korban kecelakaan setiap tahunnya.”
“Selain itu kami ingin menghadirkan udara yang bersih untuk generasi masa depan, meskipun saat ini kendaraan semakin efisien dan mengapa kita tak mengarah ke pilihan yang lebih sadar lingkungan.”
“Kita ingin bebas berkunjung ke rekan atau keluarga serta menjelajah ke tempat baru tanpa kemacetan. Terkoneksi dan berbagi kendaraan bisa membantu mempersingkat waktu dan uang ketika melewati persimpangan.”
Berita baiknya adalah kita punya ambisi talenta dan teknologi untuk menghadirkan dunia tanpa insiden, tanpa emisi dan tanpa kemacetan di persimpangan.
Adapun wujud nyata yang dilakukan General Motors sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan menghadirkan kendaraan listrik yakni Chevrolet Bolt EV, Chevrolet Volt plug-in hybrid dan Cadillac CT6 Plug-in yang nyaris menguasai seperempat kendaraan listrik dan plug-in.
Dipastikan Bolt EV menjadi pintu awal untuk menghadirkan beragal jajaran kendaraan listrik serta berkendara otonom.
Sementara di Tiongkok diyakini General Motors adalah pesatnya penjualan Plug-in, “Di sana kita memperkenalkan Buick Velite 5 dan Baojun e100 bersanding dengan CT6 Plug-in.”
Ke depannya diklaim akan menghadirkan 20 kendaraan serba listrik pada tahun 2023 yang merupakan langkah pasti untuk menuju dunia tanpa emisi gas buang.
General Motors menyadari bahwa tantangan terberat adalah emisi dari batu bara yang masih menjadi sumber tenaga penghasil listrik di Amerika mencapai 30% dan di Tiongkok mencapai 65%. [KC]