Jakarta — Penjualan mobil listrik baterai (BEV = battery electric vehicle) di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2020 hingga September 2024. Hingga September 2024, penjualan mobil listrik telah mencapai 27.548 unit berdasarkan data Gaikindo.
Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pun mencatat pencapaian penjualan mobil listrik baterai dari Januari hingga September 2024 tersebut telah melampaui penjualan tahun sebelumnya (2023) yakni 17.051 unit.
Secara kontribusi, jika tahun lalu penjualan BEV hanya 1,7% dari total penjualan mobil baru, maka hingga September 2024 sudah berkontribusi 4,4%.
Meski demikian, masih ada keraguan di tengah masyarakat untuk membeli mobil listrik. Salah satu penyebabnya adalah faktor keamanan baterai, di mana sejumlah kasus mengenai baterai yang meledak.
Harris Yahya, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjelaskan bahwa pemerintah, melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN), telah menerbitkan 38 Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait kendaraan listrik. Standar ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap keamanan penggunaan BEV di Indonesia.
”Aspek safety menjadi sangat penting karena satu kali kejadian bisa membuat impact yang sangat besar terhadap industri kendaraan listrik di Indonesia. Sehingga benar-benar ini harus menjadi perhatian utama kita. Sudah ada standar yang sudah ditetapkan dan kita juga masih mengharapkan ada penyempurnaan-penyempurnaan standar yang lain, dan yang paling penting itu bisa dilaksanakan secara tegas,” kata Harris dalam seminar Memperkuat Keamanan Kendaraan EV, yang digagas oleh Warta Ekonomi, di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Pemerintah pun mendorong penggunaan kendaraan listrik secara luas dapat meningkatkan efisiensi energi, menurut Harris. Hal ini secara langsung akan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM), yang selama ini menjadi beban bagi Neraca Pembayaran Indonesia.
Dari sisi sebaran SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), PT PLN berkomitmen untuk terus memperluas infrastruktur kendaraan listrik di seluruh Indonesia.
Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PT PLN, Ririn Rachmawardini, mengatakan bahwa hingga Oktober 2024, PLN telah menyiapkan 2.151 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) roda-empat (mobil) dan 9.956 SPKLU roda-dua (sepedamotor) di 1.503 lokasi.
”Ekosistem ini ini terus kami kembangkan, bagaimana kami bisa mereach atau bisa menggapai pelanggan ini untuk terus menikmati kemudahan-kemudahan. Jadi orang yang awalnya mau beli BEV ini udah mulai berubah, bergeser Tadinya BEV itu mobil kedua, tapi akhir-akhir ini itu udah banyak yang peryakinkan untuk membeli BEV itu sebagai mobil pertama. Jadi luar biasa sekali pencapaiannya,” tegas Ririn.
PLN juga menggandeng mitra dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta untuk meningkatkan ketersediaan charging station. Selain itu, PLN telah melengkapi setiap charging station dengan APAR Lithium Fire Killer dan memastikan kepatuhan terhadap sistem manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). ##