JAKARTA – Tuntas sudah petualangan menguji kemampuan Mitsubishi Xpander di Jawa Tengah. Selama dua hari (6-7 Maret 2018), Otobisnis.com yang menjadi peserta Xpander Media Touring 2018 batch-2, benar-benar puas merasakan impresi serta keunggulan yang ditawarkan.
Setelah menempuh perjalanan sejauh 157 km di hari pertama dari Solo menuju Yogyakarta, di hari kedua peserta ditantang untuk mengendarai Xpander menuju Tebing Brexi dan pantai Parangtritis.
Secara keseluruhan LMPV terbaru Mitsubishi ini berhasil memenuhi ekspektasi konsumen soal desain serta fitur.
Desain segar Xpander membuatnya beda dengan merek kompetitor. Konsep Dynamic Shield yang diusung bisa jadi pilihan utama bagi konsumen yang menginginkan wajah mobil bergaya futuristik.
Tapi sepertinya kita tak perlu banyak membahas urusan desain, karena sudah banyak yang membahas soal ini sejak peluncurannya di Agustus 2017 lalu.
Sekarang mending kita menyoroti apa yang ada di dalam Xpander dan bagaimana soal performanya. Tentu ini lebih menarik.
Interior Lega Tapi Minim Pilihan Warna
Jujur, kesan pertama yang dirasakan saat berada di dalam kabin Xpander adalah luas dan mewah. Ini karena pilihan warna beige yang mendominasi kabin. Sementara kesan mewah hadir berkat aksen kayu di tipe Ultimate atau carbon look di tipe Xceed.
Sedikit disayangkan, karena di bagian dashboard serta doortrim masih menggunakan bahan plastik berkonsep soft touch lengkap dengan jahitan. Seharusnya ini benar-benar real soft touch agar aroma mewah Xpander lebih kental. Atau di tipe Xceed dan Sport dihilangkan sekalian.
Juga yang patut diperhatikan adalah pilihan warna beige pada interior. Warna ini menuntut pemilik agar lebih ekstra dalam merawatnya. Lalai sedikit, kabin bakal jadi kotor dan terlihat kumuh. Apalagi bicara ini mobil keluarga, yang artinya akan sering dipakai jalan-jalan bersama istri dan anak-anak.
Konsumen tak punya banyak pilihan untuk hal ini, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) hanya memberikan opsi Xpander tipe Sport bila menginginkan warna interior yang gelap. Selebihnya (Xceed dan Ultimate) warna beige.
Tapi ini bisa disiasati dengan memberikan sentuhan modifikasi seperti membungkus jok dengan bahan kulit berwarna hitam ataupun coklat tua. Artinya, harus merogoh kocek lagi.
Positifnya, kabin Xpander lega dan punya banyak tempat penyimpanan barang. Tercatat ada 16 spot untuk menyimpan barang-barang pribadi dan botol minum sehingga tidak mengganggu saat duduk atau nyetir.
Rasa nyaman juga terjaga dengan tingginya head room dan leg room baik itu di bangku penumpang baris pertama dan kedua. Untuk baris ketiga memang sedikit terasa sempit, namun ini juga masih bisa menggeser bangku kedua sedikit ke depan untuk mendapatkan posisi yang sedikit lebih nyaman bagi penumpang belakang.
Performa Mesin Memuaskan, Suspensi Juara
Sepanjang perjalanan dua hari di Yogyakarta, rombongan diajak berkunjung ke beberapa tempat wisata yang harus melewati berbagai kontur jalan beragam, mulai dari jalan mulus, jalan berlobang, tanjakan serta turunan.
Disini keunggulan Xpander sebenarnya diuji. Bermodalkan mesin 1.5 L MIVEC perjalanan kali ini terbilang lancar. Mobil 7-seater ini tanpa kesulitan membabat semua jalur yang dilalui.
Tenaga yang digelontorkan mencapai 104 PS pada putaran mesin 6.000 rpm, dan torsinya mencapai 141 Nm di 4.000 rpm. Data ini menempatkan tenaga Xpander sama dengan Avanza, tapi lebih besar dari Ertiga.
Meski masih ada jeda tenaga di awal (di bawah 2.000 rpm transmisi otomatis) namun setelah itu tenaga mesin terasa sangat penuh. Bahkan perpindahan gigi pun terasa sangat halus layaknya transmisi CVT milik Honda Mobilio. Tanjakan ekstrim bukan jadi soal.
Disamping itu, konsumsi BBM-nya juga sangat irit. Maklum saja, Xpander pakai sistem penggerak roda depan, sehingga tenaga mesin langsung tersalurkan. Sebagai gambaran, dari bandara Adi Sumarmo menuju Yogyakarta, indikator bensin Xpander yang dikendarai dalam kondisi penuh. Setelah seharian menempuh perjalanan sejah 157 km, indikator BBM Xpander cuma berkurang satu bar. Irit banget kan?
Tapi yang paling berkesan menurut kami adalah kemampuan kaki-kaki Xpander meredam guncangan saat melewati jalur bergelombang. Mengadopsi sistem suspensi di Lancer EVO X, keunggulan ini paling mencolok bila dibanding dengan Low MPV merek lainnya.
MPV yang punya ground clearance cukup tinggi ini bisa meliuk lincah membelah jalur tapi penumpang di dalamnya tetap merasa nyaman.
Kesimpulan :
Keunggulan Mitsubishi Xpander dibanding Low MPV lainnya ada di sektor desainnya yang futuristik. Selain itu tenaga mesin juga cukup responsif ditambah kinerja transmisi otomatis yang halus.
Paket kaki-kaki dan suspensi Xpander jadi keunggulan yang tidak dimiliki Low MPV lainnya. Nyaman dan empuk ketika harus melewati medan yang tidak rata. Juga tidak limbung saat harus belok dalam kecepatan cukup tinggi.
Kekurangannya ada di sisi interior yang mengadopsi warna terang sehingga pemilik harus lebih ekstra dalam hal perawatan. Untuk menghindarinya, mau tidak mau pilihannya di tipe Sport atau harus keluar kocek lagi pasang jok kulit.
Begitu juga konsep soft touch yang diaplikasikan hanya terbuat dari plastik, meski memberikan kesan mewah tapi tetap saja itu bukan soft touch. Tapi ini sih cuma soal selera saja dan bukan sebuah masalah besar bagi pemilik Xpander.
Artinya, Mitsubishi Xpander memang layak dimiliki para pecinta MPV yang menginginkan model futuristik dengan fitur lengkap layaknya MPV mewah, tapi dengan harga di bawah Rp300 juta. Worth it….!