YOGYAKARTA – Setelah selama dua hari mengakrabi LMPV baru Mitsubishi Xpander keliling Solo-Yogyakarta, hampir rata-rata peserta Xpander Media Touring 2018 batch-2 membicarakan bagaimana nikmatnya mobil 7-seater ini, baik saat menjadi penumpang maupun saat memegang kendali roda kemudi.
Komentar yang muncul diantara peserta, “Suspensi Xpander benar-benar unggul dibanding suspensi LMPV lainnya”. Otobisnis.com yang menjadi salah satu peserta pun mengakui hal ini.
Namun yang jadi pertanyaan terbesarnya, bagaimana mungkin mobil keluarga yang punya ground clearance cukup tinggi ini bisa meliuk lincah membelah jalur yang kadang tidak rata dan berlobang, tapi penumpang di dalamnya tetap merasa nyaman?
Pertanyaan ini pun langsung dijawab oleh pereli nasional sekaligus brand ambassador dari Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar.
“Jadi begini…. Pertanyaan ini sebenarnya adalah pertanyaan yang sama waktu pertama kali test drive Xpander di Ogasaki, Jepang. Waktu itu engineer Xpander di sana belum tau siapa saya, dan belum sedikitpun menjelaskan soal teknis mobil ini,” ujar Rifat memulai penjelasannya kepada Otobisnis.com, Rabu (7/3/2018) di Yogyakarta.
Saat menguji Xpander, Rifat merasakan sesuatu yang familiar di bagian suspensi dengan mobil balap Mitsubishi yang dulu ia punya, Lancer EVO X. Dan ini diakui oleh para engineer Xpander.
“Ternyata kunci utamanya disini. Selama ini kalau kita naik mobil MPV atau SUV, selalu berfikir mobil yang tinggi itu cenderung kaku dan punya body roll yang besar. Semakin pabrikan berusaha mengurangi body roll, maka semakin kaku. Para engineer Xpander pun mempelajari hal ini, dan jawabannya adalah dengan membuat wheel track Xpander menjadi lebih lebar,” jelas pria yang di dunia motorsport akrab dipanggil Rifato ini.
Dan jadilah Mitsubishi Xpander lebih lebar jarak antara ban kanan dengan ban kiri bila dibandingkan dengan mobil MPV lainnya. Karena menurut Rifat, secara teori, makin lebar wheel track sebuah mobil, maka akan semakin stabil.
Tapi yang tidak kalah pentingnya menurut Rifat adalah Xpander mengadopsi geometri suspensi yang mirip dengan Lancer EVO X. “Geometrinya atau filosofi dasar serta perhitungan matematikanya, bukan arm dan lain-lainnya pakai yang punya EVO X. Dan ini yang menjadi kunci dari kenyamanan handling Xpander.”
Lebih lanjut Rifat Sungkar menjelaskan, dengan adopsi sistem suspensi tersebut, steering Xpander jadi positif, dinamikanya jadi seperti nyetir pakai Lancer EVO X.
“Tapi PR-nya justru disini…,” kata Rifat. “Orang kalau persepsinya itu mobil Lancer EVO, pasti mikirnya suspensi keras. Sementara para engineer Mitsubishi ditantang untuk bisa bikin suspensi yang empuk, ground clearance tinggi, handling tetap enak, tapi bodinya gak limbung,” lanjutnya.
Akhirnya kaki-kaki Xpander dibuat mengombinasikan antara suspensi yang empuk dengan wheel track lebar, dan diklaim Rifat menjadi keunggulan Xpander, bahkan dirasakan langsung oleh puluhan jurnalis yang ikut Xpander Media Touring 2018.
Pemilihan Rear Torsion Bar di Suspensi Xpander Bagian Belakang
Saat diajukan pertanyaan mengapa dengan ground clearance yang cukup tinggi tidak membuat Xpander jadi limbung, ia kembali memberikan penjelasan yang cukup detail.
“Itu karena pada bagian suspensi seperti ada bump stop-nya di ujung. Jadi saat kita lewat medan jalan yang tidak rata dengan kecepatan tinggi, biasanya ketemu bumpi dan ‘jedak’ ke bawah, tapi di ujung travel suspensi Xpander ada bump stop berikutnya. Itu yang bikin Xpander tetap stabil dan gak mental-mental,” tambah ayah dari dua anak ini.
Satu hal terakhir yang menurutnya juga jadi kunci kenyamanan suspensi Xpander adalah penggunaan rear torsion bar di bagian belakang.
“Mitsubishi Xpander kan sistem penggerak rodanya pakai front wheel drive, jadi di bagian belakang pakai rear torsion bar independent suspension. Ngerasain kan pas belok makin ngegrip? Biasanya kalau mobil belok itu kan berasa limbung di bagian atas kiri dan kanan, tapi ini gak, cuma mukanya aja yang pindah ke kiri dan ke kanan. Saat kecepatan makin bertambah, misalnya belok ke kanan, artinya suspensi sebelah kiri turun. Nah, dengan rear torsion bar independent geometri suspension seperti di Lancer EVO, dia itu jongkok dan membuat angle, jadi grip-nya tetap ada,” pungkas Rifat.
Dari penjelasan diatas, jelas sekali kalau Mitsubishi Xpander punya keunggulan di bagian kaki-kaki yang tidak dimiliki oleh LMPV lainnya. Dan ini juga jadi salah satu alasan mengapa konsumen mobil keluarga makin tertarik untuk memilikinya. Kabar terakhir, pemesanan Mitsubishi Xpander di seluruh Indonesia sudah mencapai angka 55.000 unit, hanya dalam kurun waktu 7 bulan setelah peluncurannya, wowww….