NAGOYA — Sektor otomotif adalah sektor prioritas di Indonesia. Sektor ini pun berkontribusi signifikan bagi PDB (Produk Domestik Bruto).
Menurut Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), ekspor otomotif Indonesia dari Januari-September 2023 mencapai 379 ribu unit atau naik 13.4% dibandingkan periode yang sama pada 2022. Transaksi sektor otomotif mencapai Rp 800 triliun.
“Otomotif adalah pahlawan devisa bagi negara. Ini menjadi industri prioritas,” ujar alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut, di The 2nd Indonesia-Japan Auto Parts Business Forum, di Nagoya, Jepang, pada Jumat lalu (27/10).
Lebih lanjut Taufik Bawazier mengatakan bahwa 95% mayoritas pemainnya adalah dari Jepang.
Selama 10 tahun terakhir, Jepang menjadi salah satu investor terbesar. Berdasarkan data BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), investasi otomotif asal Jepang mencapai US$525,48 juta sepanjang semester I/2023, dari total investasi otomotif sebesar US$744,43 juta.
Industri otomotif menjadi investasi Jepang sejak awal untuk Indonesia. Indonesia pun menorehkan prestasi neraca dagang positif sebagai pengekspor produk otomotif sebagai produk berteknologi tinggi yang nilainya lebih dari USD 7 miliar. Selain itu, investasi yang diberikan oleh Jepang merambah pada pengembangan kapabilitas SDM yang menjadi elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam The 2nd Indonesia-Japan Auto Parts Business Forum, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengingatkan pentingnya penguatan rantai pasok dan pengembangan SDM lokal.
“Memulai industri otomotif nasional sejak era 1970-an hingga saat ini, pengembangan investasi Toyota
Indonesia di industri otomotif, juga meliputi pengembangan SDM beserta ratusan rantai pasok di dalamnya. Bermula dari investasi perakitan, dilanjutkan dengan produksi body dan mesin, hingga menjadikan Indonesia
sebagai salah satu hub produksi global,” ungkap Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN di Nagoya, Jepang.
Partisipasi TMMIN, menurut Bob, di The 2nd Indonesia Japan Auto Parts Business Forum adalah untuk menjembatani rantai pasok industri otomotif Indonesia membuka peluang kerjasama di skala internasional dan sebagai upaya benchmark bersama rantai pasok industri otomotif Jepang.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia bawa 29 perusahaan rantai pasok tier 1-2, TMMIN sendiri menaungi lebih dari 205 supplier di tier 1-2 di Forum, sebagai pembuka jalan dan menjembatani kerjasama yang nantinya akan terbuka melalui aktivitas business forum ini dengan kemudahan untuk mengakses pasar internasional lebih mudah.
Saat ini, supply chain otomotif menjadi pilar industri, mengingat sekitar 300 ribu SDM yang berada di bawahnya.
Forum ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan didukung oleh Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Nagoya, Jepang, yang bertujuan untuk menjembatani perusahaan-perusahaan komponen otomotif skala kecil dan menengah dari Indonesia dengan perusahaan-perusahaan produksi besar di Jepang. Perusahaan-perusahaan rantai pasok Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok industri otomotif global. ##