JAKARTA — Indonesia merupakan pasar terbesar sepedamotor (disingkat “motor”) di ASEAN dengan penguasaan lebih dari 50%. Sementara, penjualan motor Indonesia menempati posisi ketiga di dunia setelah India dan China.
Informasi tersebut diungkap oleh Sekretaris Jenderal AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia), Hari Budianto, kepada para wartawan FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia), di Jakarta, kemarin (16/1).
“Kontribusi penjualan motor di Indonesia sebesar 51% di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations),” ujar Bendahara Federation of Asian Motorcycle Industries ini.
Lebih lanjut dia memamaparkan bahwa penjualan motor tahun 2023 naik 19% dibandingkan tahun 2022, menjadi 6,2 juta unit dari 5,2 juta unit. Pencapaian tahun 2022 di luar prediksi AISI, pemulihannya tergolong cepat, hampir menyamai pencapaian tahun 2019.
“Industri motor telah pulih sejak tahun 2021, pascapandemi Covid-19. Pada tahun 2020, ketika Covid-19, penjualan motor turun drastis 43,5% dari 6,487 juta unit menjadi 3,663 juta unit. Pada 2021, penjualan langsung naik 38,1% menjadi 5,058 juta unit. Lalu naik 3,2% pada tahun 2022,” ujar lulusan Universitas Brawijaya ini.
Yang tidak kalah penting dalam perjalanan industri motor Indonesia pada tahun lalu adalah kenaikan ekspor menjadi 743 ribu unit dari 570 ribu unit.
Segmen skutik (skuter otomatik) masih mendominasi penjualan motor di Indonesia pada tahun 2023 dengan 89,7% dari total penjualan 6,2 juta unit. Sementara segmen cub (motor bebek) dan sport bike (kopling) masing-masing 5,2% dan 5,1%.
Pada tahun ini (2024), penjualan motor di Indonesia akan 6,265 juta unit dengan beberapa catatan, yakni pertumbuhan GDP stabil antara 5-5,5%; inflasi 3-4%; konsumsi dan daya beli masyarakat stabil, Pemilu kondusif, dan lain-lain.
Hari Budianto pun menyoroti peningkatan yang signifikan di segmen motor listrik. Berbasis data SRUT KBLBB Kementerian Perhubungan, dia menyampaikan bahwa penjualan motor listrik mencapai 23.428 unit pada tahun 2023. Sementara pada tahun 2022 mencapai 17.198 unit.
Kendati demikian, segmen motor listrik berbasis baterai menghadapi beberapa tantangan, menurutnya.
“Standardisasi baterai, pengelolaan limbah baterai, mereduksi harga baterai, meningkatkan daya jangkau baterai, dan ekosistem pengisian baterai, merupakan tantangan-tantangan yang kini dan akan dihadapi,” ujarnya. ##