JAKARTA — Penjualan mobil di Indonesia sepanjang tahun 2023 turun sedikit dibandingkan tahun 2022. Tentu saja ini mengejutkan mengingat sejumlah brand baru dikenalkan dan banyaknya kendaraan elektrifikasi diluncurkan.
Hal itu diungkap oleh Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Kukuh Kumara, hari ini (16/1) di Jakarta, kepada para wartawan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT).
“Ada perlambatan di pasar otomotif nasional karena pada September-Oktober 2023 Amerika Serikat menaikkan suku bunga,” ujar Kukuh.
Pada tahun 2023, penjualan mobil secara wholesale (pabrik ke dealer) mencapai 1.005.802 unit atau turun 4%, sementara produksi kendaraan bermotor 1.395.717 unit (-5,1%). Untuk tahun 2022, penjualan menyentuh 1.048.040 unit dan produksi 1.470.146 kendaraan.
“Tahun ini kami memroyeksikan penjualan sebesar 1,1 juta kendaraan. Pemilu 2024 diharapkan tidak akan berdampak negatif terhadap industri otomotif. Kalau melihat Pemilu-Pemilu sebelumnya tidak berpengaruh,” tambah lulusan Shimonoseki Fisheries University dan Sam Houston State University (S2) ini.
Yang menarik, ekspor kendaraan CBU (completely bulid up) pada tahun 2023 naik 6,7% menjadi 505 ribu kendaraan dari 473,6 ribu unit pada tahun 2022.
Filipina, Meksiko dan Vietnam menempati posisi 3 besar negara ekspor, dengan angka 159.121 unit, 56,483 unit, dan 40.241 unit.
Pemegang gelar doktor dari Texas A&M University ini pun menyatakan bahwa pangsa pasar penjualan kendaraan listrik naik 1,7% pada tahun 2023, dari 10 ribu unit menjadi 17 ribu unit.
Kenaikan pangsa pasar penjualan mobil hybrid pun naik, sebesar 5,4% dari 10.344 unit menjadi 54.179 unit.
Sementara penjualan kendaraan ICE (internal combution engine) pada tahun 2023 menguasai 72,6% dari total penjualan kendaraan bermotor nasional, sebesar 729.739 unit. Sedangkan tahun sebelumnya menguasai 82,9 % dengan angka 869.153 unit.
Pangsa pasar mobil LCGC (Low Cost and Green Car) yang notabene bermesin ICE naik menjadi 20,4% dari 15,1%, 204.705 unit vs. 158.206 unit.
“Pasar otomotif kita sangat berpeluang untuk lebih besar dan keluar dari jebakan 1 juta unit per tahun. Ingat, kita punya jumlah penduduk saat ini mencapai 280 juta (2022), rasio kepemilikan mobil masih rendah sekitar 99 mobil per 1000 penduduk, tumbuhnya kelas menengah, beberapa wilayah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penghasil komoditi unggulan, serta infrastruktur jalan tol yang terus bertambah (dari 784 kilometer pada tahun 2014 menjadi 2.500 kilometer dengan 66 ruas jalan tol di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi, per Juni 2022),” terangnya lagi.
Bekas karyawan General Motors Indonesia ini pun berharap agar para produsen otomotif terus menambah varian, meningkatkan teknologi untuk Gen Z, dan memperluas pasar ekspor. ##