Jakarta — Tekanan makroekonomi yang kuat pada kuartal I (Q1) 2025 membuat semua korporasi harus jeli dalam menghadapinya agar tidak terperosok ke jurang. Salah satunya adalah PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Sebagai perusahaan konsumer otomotif dan transportasi, MPMX bertekad fokus mempertahankan stabilitas seluruh bisnisnya. Kinerja Q1 I 2025 MPMX dipengaruhi oleh beberapa tantangan eksternal seperti penurunan kinerja pasar sepedamotor nasional yang memberikan tekanan pada segmen distribusi.
Selain itu, segmen asuransi juga terpengaruh oleh penurunan kontribusi dari produk kendaraan bermotor, sementara segmen transportasi menghadapi penurunan akibat penghentian kontrak dan proyek yang selesai dan turunnya margin penjualan mobil bekas.
“Di tengah tekanan makroekonomi dan dinamika pasar pada kuartal pertama 2025, MPMX tetap mampu menjaga fundamental keuangan yang sehat. Peningkatan margin laba kotor mencerminkan efektivitas strategi efisiensi yang kami jalankan, meski secara pendapatan kami sedikit mengalami tekanan dibandingkan tahun lalu,” ujar Beatrice Kartika, Group CFO MPMX mengomentari kinerja Kuartal I 2025.
Berikut adalah ringkasan kinerja masing-masing entitas anak perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk pada Q1 2025:
- Pada segmen bisnis distribusi dan ritel sepedamotor, pendapatan tumbuh sebesar 3% YoY menjadi Rp3.934 miliar didorong oleh pendapatan penjualan sepedamotor serta segmen purnajual. Kinerja MPMulia (main dealer sepedamotor Honda wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur) cukup stabil dengan mencatat pertumbuhan sebesar 2% yang didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata, di tengah penurunan penjualan sepedamotor nasional sebesar 3%YoY selama kuartal I 2025. Sementara itu MPMMotor (melayani penjualan retail sepedamotor Honda) tumbuh sebesar 7% YoY, didukung oleh volume penjualan yang stabil serta kenaikan harga jual rata-rata. Pada segmen purnajual, pendapatan MPMulia meningkat sebesar 3% YoY, sedangkan pendapatan ritel tumbuh sebesar 34% YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari penjualan suku cadang dan layanan servis. Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, laba kotor naik sebesar 3% YoY menjadi Rp316 miliar, dengan margin laba kotor yang tetap relatif stabil.
- Segmen bisnis asuransi MPMInsurance menghadapi tantangan dengan mencatat penurunan pada pendapatan premi bersih sebesar 6% YoY menjadi Rp67 miliar, terpengaruh oleh kinerja sektor leasing untuk produk kendaraan bermotor yang lebih lemah. Sementara itu, produk properti tetap relatif stabil, dan kontribusi dari produk lainnya, terutama produk rekayasa, masih menunjukkan pertumbuhan yang keduanya mendapatkan manfaat dari sinergi yang ada di seluruh grup.
- Bisnis penyewaan kendaraan, MPMRent mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 5% YoY berkat segmen penjualan mobil bekas melalui AUKSI yang tercatat meningkat sebesar 11% YoY, terutama didorong oleh kendaraan komersial, meskipun margin tercatat lebih rendah 11% YoY. Sementara kombinasi pendapatan dari sewa kendaraan dan pengemudi mengalami penurunan 0,1% YoY disebabkan adanya efisiensi biaya dari beberapa sektor industri. Kontraksi margin di semua lini bisnis menyebabkan penurunan laba kotor sebesar 14% YoY.
- Pendapatan bersih bisnis jasa keuangan, Jaccs MPM Finance Indonesia (JMFI), tercatat turun sebesar 21% YoY, terutama disebabkan oleh penghentian pembiayaan mobil dan pembiayaan korporasi. Namun, inisiatif peningkatan kualitas aset dan efisiensi biaya berhasil mengurangi kerugian bersih sebesar 6% YoY.
Beatrice Kartika pun menyatakan MPMX akan terus fokus dalam memperkuat pengelolaan biaya, menjaga likuiditas, serta memastikan setiap lini bisnis berkontribusi secara optimal terhadap kinerja MPMX ke depan.
Dengan langkah-langkah strategis yang terus dilakukan, mereka tetap optimis dalam menghadapi tantangan pasar di kuartal-kuartal berikutnya. ##