Jakarta – Indonesia Energy and Engineering (IEE) Series merupakan pameran yang digagas Pamerindo Indonesia untuk mempertemukan para pelaku industri secara business-to-business (B2B). Lebih jauh, ajang ini juga menjadi ruang kolaborasi bagi para pelaku industri, pihak swasta, hingga pemangku kebijakan untuk sama-sama mewujudkan agenda pembangunan yang digagas oleh Pemerintah Indonesia.
IEE Series 2025 cukup spesial lantaran lebih dari 2.000 peserta yang berasal dari 42 negara akan menampilkan berbagai inovasi dari sektor industri energi, infrastruktur, dan teknologi. Ramainya peserta ekshibisi, tentu akan memperkuat proses transfer pengetahuan banyak pihak. Tak heran kalau IEE Series 2025, jadi pameran industri terbesar se-Asia Tenggara.
Country Manager Pamerindo Indonesia Lia Indriasari mengatakan bahwa bahwa pameran ini merepresentasikan kegiatan yang strategis, di mana skala dan cakupan yang semakin luas akan memberikan peluang lebih besar bagi industri. Melalui kolaborasi multisektor, IEE Series 2025 dapat percepat pertumbuhan dan perkuat daya saing sektor industri nasional.
“Dengan skala yang semakin besar, kami optimis IEE Series 2025 akan memberikan dampak konkret bagi penguatan industri, sekaligus mengukuhkan posisi ajang ini sebagai pusat pertemuan industri terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.
Hadir dengan rangkaian kegiatan yang lebih komprehensif dan melibatkan banyak stakeholder, IEE Series 2025 menggunakan area lahan JIExpo Kemayoran, Jakarta yang lebih luas, yakni 143.000 meter persegi. Ekshibisi ini akan digelar selama dua minggu, yakni pada 10-13 dan 17-20 September 2025 dengan fokus berbeda di tiap minggunya.
Pada rangkaian pameran IEE Series 2025 di minggu pertama, mencakup kegiatan terkait industri teknik seperti Mining Indonesia, Construction Indonesia, Concrete Show South East Asia, Building System & Automation Indonesia, Water Indonesia, serta ADEXCO (Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference).
Rangkaian pameran di pekan pertama ini, memperlihatkan kontribusi nyata terhadap agenda nasional. Contohnya seperti Program 3 Juta Rumah yang menjadi bagian dari Asta Cita Pemerintah, percepatan infrastruktur strategis, hingga Instruksi Presiden terkait penyediaan air minum dan sanitasi.
Sementara itu, minggu kedua IEE Series 2025 menghadirkan sektor industri energi hingga inovasi teknologi yang ditampilkan dalam ajang Mining Indonesia, Construction Indonesia, Oil & Gas Indonesia, dan Electric & Power Indonesia.
Menariknya, pameran tahun ini diramaikan dengan The Battery Show Indonesia, yang membuka akses ke ekosistem baterai dan kendaraan listrik. Adanya Data Center Asia Indonesia yang hadir untuk pertama kalinya, memperlihatkan peran strategis infrastruktur digital di Tanah Air.
Komitmen IEE Series terhadap keberlanjutan
Di balik skala besar dan keragaman sektor yang hadir, Pamerindo Indonesia selaku penggagas kegiatan juga memiliki komitmen pada aspek keberlanjutan, makanya tema pameran tahun ini “Sustainability for Industrial Transformation”. Tentunya, ini selaras dengan misi Net Zero Emission pemerintah Indonesia yang mereka wujudkan selama IEE Series 2025 berlangsung.
“Tahun ini kami mengambil tema masih terkait sustainibility. Karena kami melihat, bahwa kami mengangkat tema sustainibility hanya satu atau dua edisi itu bisa dibilang pemanis saja. kalau dilihat kondisinya, sustainibility takes a longer commitment, tidak bisa hanya terjadi dalam satu tahun atau dua tahun atau satu dua edisi pelaksanaan pameran,” lanjut Lia.
Berbagai mitra diajak kolaborasi, mulai dari souvenir berbahan daur ulang, produk hasil limbah sungai Citarum, hingga mengajak entitas pengelolaan limbah berbasis teknologi untuk mendaur ulang sampah yang dihasilkan selama pameran berlangsung. Pameran ini juga sediakan stasiun pengisi daya kendaraan listrik gratis, dan sediakan kendaraan elektrifikasi sebagai armada antar-jemput.
“Kami juga selalu konsisten untuk mengangkat show yang berkaitan dengan sustainibility jadi kami sebagai exhibition organizer salah satu fungsi utama kami adalah menyampaikan best practices yang ada dalam industri, kemudian juga industri knowledge apa yang kami bisa manfaatkan untuk disebarluaskan ke publik lebih banyak,” pungkas Lia. ##