Tangerang — Keamanan baterai merupakan salah satu aspek krusial bagi MG (Morris Garages). Bagi perusahaan, komponen ini bukan sekadar sumber tenaga, tetapi juga inti dari performa, efisiensi, dan keselamatan.
Oleh karena itu, pabrikan otomotif Inggris ini menetapkan standar tinggi dalam mengembangkan baterai sebagai komitmen terhadap keselamatan para konsumennya.
“Transisi menuju kendaraan listrik harus dibarengi dengan rasa aman dan keyakinan penuh dari konsumen. Keamanan baterai bukan hanya soal spesifikasi teknis, ini adalah komitmen mendasar kami dalam merancang setiap kendaraan listrik MG,” ujar Jason Huang, CEO MG Motor Indonesia.
Desain Tipis, Tangguh, dan Canggih
MG mengandalkan teknologi baterai Magic Cube untuk mobil-mobil elektrifikasinya. Berkonsep Cell-to-Pack, memungkinkan integrasi sel baterai langsung ke struktur kendaraan tanpa modul tambahan. Memiliki ketebalan hanya 110 mm, baterai ini mendukung pusat gravitasi yang lebih rendah untuk kestabilan optimal, sekaligus memaksimalkan ruang kabin demi kenyamanan penumpang.
Meski ringkas, baterai Magic Cube dirancang dengan kepadatan energi tinggi hingga 180 Wh/kg, memungkinkan jarak tempuh jauh tanpa mengorbankan efisiensi ruang. Struktur baterai ini juga diperkuat dengan isolasi nano, lapisan tahan api, dan katup pelepas tekanan otomatis. Menghadirkan pendekatan multi layer protection, yang menyatukan perlindungan aktif dan pasif dalam satu sistem.
“Meskipun sangat tipis, baterai Magic Cube memiliki kepadatan energi yang luar biasa berkat inovasi horizontal cell layout. Konsep ini satu-satunya di dunia dan memungkinkan baterai kami yang digunakan di berbagai kendaraan MG menjadi lebih efisien, memberikan kenyamanan untuk pemanfaatan ruang kabin yang lebih luas, kapasitas baterai yang lebih baik, keamanan baterai yang berstandar tinggi,” ujar Joy Zheng, Managing Director Unified Advanced Battery System (UABS) Indonesia, ketika ditemui dalam gelaran Media Dialogue di booth MG saat GIIAS 2025 (25/07).
Baterai Magic Cube MG telah melalui berbagai uji ekstrem, termasuk paparan suhu hingga 55°C, benturan keras, hingga penetrasi langsung menggunakan paku besi. Komponen inti kendaraan listrik ini juga telah tersertifikasi IP67 yang menjamin ketahanan terhadap air dan debu.
Sistem Intelligent Battery Temperature Control Management, juga tertanam di seluruh unit EV MG sebagai keamanan tambahan untuk memantau kondisi baterai 24 jam non-stop. Ketika suhu naik, sistem pendingin otomatis bekerja menjaga suhu tetap ideal di kisaran 20°C. Benefitnya, baterai tetap aman dan memiliki masa pakai panjang.
Baterai Magic Cube dikembangkan oleh SAIC (Shanghai Automotive Industry Corporation) dan CATL (Contemporary Amperex Technology) berdasar platform E2 Battery. Proses riset dan pengujiannya memakan waktu tiga tahun sejak 2019, sebelum akhirnya memasuki tahap produksi pada 2021. Platform ini menjadi fondasi dari desain baterai horizontal pertama dan satu-satunya di dunia.
Usia Pakai Panjang, Fleksibel untuk Didaur Ulang atau Diganti
Tak hanya berfokus pada performa dan keamanannya saja, MG juga memikirkan kelangsungan baterai hingga akhir siklus pakainya. Baterai ini dirancang untuk bertahan hingga ±12 tahun. Namun setelah itu, bukan berarti baterai menjadi limbah, karena akan ada proses evaluasi performanya. Proses daur ulang secara bertanggung jawab, baru dilakukan apabila baterai tak layak digunakan.
“Di China, kami telah membangun sistem e-cycle yang sangat matang bersama CATL dan Psychomotor. Bisnis ini kini mulai kami kembangkan di Indonesia. Kami juga bekerja sama dengan pemasok lokal untuk mendaur ulang baterai dan limbah padat dengan cara yang benar,” jelas Joy Zheng.
Karena baterai Magic Cube berteknologi teknologi one-pack magic block, pemilik kendaraan listrik MG yang baterainya rusak total dapat mengganti komponen tersebut tanpa mengganti mobil. hal ini berkat komponen baterai pabrikan Inggris ini didesain fleksibel lantaran mampu diganti secara cepat (fast-swapping) untuk memberi keleluasaan kepada konsumen.
“Kebanyakan konsumen mungkin tidak menggunakan mobil mereka selama lebih dari satu dekade. Namun jika mereka memilih untuk mempertahankannya, baterai MG dapat dengan mudah diganti, baik sebagian maupun seluruhnya tanpa perlu mengganti kendaraan.”
Diterapkan pada Seluruh Model MG EV
Teknologi baterai Magic Cube telah digunakan pada beberapa model Morris Garage, seperti ZS EV, 4 EV, dan model terbaru 4 EV Max. Tak hanya itu, baterai ultra-tipis ini juga telah diuji pada kendaraan sport berperforma tinggi seperti MG Cyberster. Pada coupe elektrik tersebut, banyak yang mengira baterai tipis berarti performa terbatas. Faktanya, justru sebaliknya.
“Dimensinya mungkin kecil, tapi kapasitas dan kepadatan dayanya sangat besar. Tidak ada kompromi performa, bahkan untuk kendaraan sport sekalipun. Inilah bukti nyata bahwa desain tipis tidak berarti kemampuan terbatas,” tegas Joy.
Untuk menjaga pasokan baterai yang stabil dan berkelanjutan, pada 2024, MG bermitra dengan Unified Advanced Battery System (UABS) Indonesia. Entitas patungan antara UABS Co. dan PT Agung Kentjana Abadi ini, memiliki peran untuk memproduksi baterai EV secara lokal. Inisiatif ini mendukung industri otomotif nasional dan komitmen pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik.
Dengan baterai tertipis di dunia, sistem perlindungan berlapis, performa tinggi bahkan untuk kendaraan sport, dan komitmen penuh terhadap daur ulang serta fleksibilitas penggunaan jangka panjang, MG menegaskan dirinya sebagai pionir dalam teknologi baterai EV yang aman, cerdas, dan berkelanjutan. ##