JAKARTA — Mobil-mobil yang tergolong sebagai Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar Harga dan Terjangkau (KBH2) atau lebih dikenal dengan nama Low Cost and Green Car (LCGC) masih menjadi primadona di pasar otomotif nasional.
Sejak program LCGC diluncurkan oleh Pemerintah pada semester II 2013 langsung mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan menjadi salah satu pilar terkuat pasar otomotif Indonesia. Program ini sendiri dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan mobil-mobil harga terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah, serta bermesin ramah lingkungan.
Dalam empat tahun terakhir (2020-2023), pangsa pasar mobil LCGC menguasai sekitar 18% dari total pasar otomotif nasional dan terus meningkat.
“Terjadi peningkatan penjualan mobil LCGC dalam kurun waktu 4 tahun belakangan, dari 104,650 unit, 146,520 unit, 158,206 unit dam terakhir tahun lalu membukukan 204,705 unit,” ujar Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), dalam diskusi FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia), di Jakarta, pada 16 Februari 2024.
Dia melanjutkan bahwa peningkatan penjualan mobil LCGC mencerminkan daya beli masyarakat tumbuh, sekaligus berharap adanya varian baru di segmen ini agar market share dan volumenya bertambah.
Di lain kesempatan, Riyanto, peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), mengatakan kepada Antaranew.com, bahwa mobil LCGC masih akan menjadi pilihan masyarakat pada tahun ini.
“Mobil LCGC masih diminati, terutama untuk pemilik mobil pertama dengan dana tidak besar. Mobil segmen ini menyasar kalangan muda dan keluarga muda,” kata ujar Doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Mobil segmen LCGC akan tetap dilirik karena faktor ekonomis dan efisiensi bagi para konsumen. Keberadaan mobil LCGC menjadi pilihan bagi para konsumen yang tengah berhemat.
Saat ini, terdapat 3 jenama Jepang yang bermain di LCGC yakni Toyota dengan Agya dan Calya; Daihatsu mengandalkan Ayla dan Sigra; serta Honda Brio Satya.
Riyanto pun menyoroti kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV). Dia memprediksi mobil-mobil bermodal baterai akan semakin diminati di masa depan.
Gaikindo menyatakan penjualan mobil listrik berbasis baterai meningkat dengan pesat. Sepanjang tahun 2023 mencapai 17,051 unit, di mana pada tahun sebelumnya 10,327 unit. Sementara pada tahun 2021 penjualan BEV di Indonesia sebanyak 687 unit dan pada tahun 2020 hanya 125 unit.
“Terlepas dari harga kendaraan listrik masih relatif mahal, namun penjualannya naik dari tahun-ke-tahun di Indonesia,” ujar Kukuh Kumara.
BEV merupakan ‘mahluk’ baru bagi konsumen-konsumen Indonesia sehingga mendorong rasa penasaran mereka untuk memiliki. Dan, tentu saja karena mobil listrik menjanjikan biaya perawatan dan operasional jauh lebih murah dibandingkan mobil berbahan bakar minyak (BBM), membuatnya semakin diminati.
Dari 15-25 Februari 2024, bagi Anda yang ingin membeli mobil LCGC atau mobil listrik, dapat mengunjungi Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, di Jakarta International Expo (JIEXPO). Pameran otomotif bertaraf internasional tersebut akan menampilkan 21 jenama (brand) mobil dan menawarkan berbagai promo penjualan dan pembiayaan untuk para pengunjung.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagai mitra bank bersama Adira Finance sebagai mitra multi pembayaran, yang didukung oleh MUFG berkomitmen membantu para konsumen Indonesia untuk mendapatkan kendaraan impian.
“Sesuai dengan komitmen Danamon untuk tumbuh bersama dan hadir di setiap langkah dan tahap kehidupan nasabah, kami kembali hadir di IIMS 2024 bersama Adira Finance dan MUFG untuk membantu masyarakat agar bisa memiliki kendaraan impian mereka di tengah kondisi ekonomi yang menantang ini dengan menawarkan berbagai promo dan program pembiayaan spesial,” kata Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Nah, promo dan program pembiayaan apa saja selama IIMS 2024? Silakan kunjungi pameran. ##