Jakarta — Kementerian Perhubungan via Badan Kebijakan Transportasi (BKT) bersama Litbang Kompas merilis survei potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025. Survei memprediksi sekitar 146 juta orang atau setara dengan 52% jumlah penduduk Indonesia, berpotensi melakukan pergerakan.
Lima moda transportasi akan menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan perjalanan selama libur Lebaran. Dari lima moda, pilihan terbanyak jatuh pada mobil pribadi sebesar 33,69 juta (23%), diikuti bus sebesar 24,76 juta (16,9%), kereta api antarkota sebesar 23,58 juta (16,1%), pesawat sebesar 19,77 juta (13,5%), dan sepedamotor sebesar 12,74 juta (8,7%).
Dengan moda kendaraan pribadi (mobil pribadi dan sepedamotor) mendominasi sekitar 31% sebagai pilihan para pemudik, tentunya akan meningkatkan risiko kecelakaan jalan raya.
Untuk itu, Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengingatkan para calon pemudik untuk meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi saat mengemudi atau berkendara.
“Sekalipun data Korlantas Polri menyebutkan kasus kecelakaan periode Operasi Ketupat 2024 turun 8% dibandingkan setahun sebelumnya, kita harus lebih waspada saat berkendara,” tutur Edo Rusyanto, koordinator Jarak Aman dalam diskusi “Ayo! Mudik Aman, Nyaman, dan Selamat”, di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Sepanjang Operasi Ketupat 2024 mencatat 3.286 kejadian kecelakaan, sedangkan pada tahun 2023 menorehkan 3.561 kasus. Data 2024 juga menyebutkan bahwa jumlah korban meninggal dunia sebanyak 469 jiwa atau turun 12% dibandingkan saat Operasi Ketupat 2023 sebanyak 534 jiwa
Operasi Ketupat sendiri merupakan sebutan bagi kegiatan yang dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mengamankan jalur mudik pada masa Lebaran.
Edo menegaskan, berlalulintas jalan yang rendah risiko harus menjadi kebutuhan. Salah satu jurus penting adalah senantiasa fokus dan waspada ketika berkendara sehingga meningkatkan konsentrasi saat mengemudi.
“Konsentrasi mutlak diterapkan untuk memitigasi terjadinya kecelakaan, mewujudkan lalulintas jalan rendah risiko,” tutur Edo Rusyanto.
Sementara Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), mudik Lebaran adalah momen yang dinantikan banyak orang untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, perjalanan yang panjang, kemacetan, dan kelelahan dapat menjadi tantangan tersendiri.
“Mudik butuh persiapan sebelum berangkat menempuh perjalanan, termasuk memeriksa kondisi kendaraan dan mempersiapkan kondisi fisik prima. Risiko tinggi jika berkendara tidak berkonsentrasi akibat kelelahan. Beristirahatlah setiap 2–3 jam, minimal 15–30 menit. Lalu, bergantian mengemudi jika ada pengemudi lain,” saran Jusri.
Dia pun menyarankan agar para pengemudi minum air putih yang cukup dan hindari konsumsi makanan berat yang dapat menyebabkan kantuk.
“Jika merasa sangat mengantuk, lebih baik menepi dan tidur sejenak,” tegas Jusri.
Sebagai informasi tambahan komunitas Jarak Aman akan menggelar kampanye keselamatan lalulintas jalan, khususnya saat musim mudik Lebaran. Kampanye didukung oleh Barito Group, BNI, BTN, Toyota, Asuransi Tugu, Sinar Mas Land, Telkomsel, dan Indocement.