JAKARTA — Kendaraan listrik punya banyak keunggulan dibandingkan kendaraan bermesin bensin atau diesel. Pertama, kendaraan listrik melaju tanpa suara, sehingga tidak menimbulkan polusi suara untuk para penghuni kabin dan lingkungan sekitar.
Kedua, biaya perawatan jauh lebih murah dibandingkan kendaraan bermesin bensin atau diesel. Ketiga, biaya operasional lebih rendah karena harga bahan bakar minyak (BBM) jauh lebih mahal dibandingkan biaya listrik.
Selanjutnya, karena kendaraan listrik tidak mengonsumsi BBM, artinya ketika dalam keadaan idle atau bergerak tidak mengeluarkan emisi yang membahayakan lingkungan.
Terakhir, bagi mereka yang menyukai performa, akselerasi kendaraan listrik justru lebih cepat dibandingkan kendaraan konvesional. Torsinya instant.
Dengan berbagai keuntungan dan keunggulan di atas, membuat banyak pihak sudah beralih ke kendaraan listrik, baik itu untuk penggunaan pribadi maupun bisnis atau korporasi.
Pelopor kendaraan niaga listrik jenis minivan di Indonesia, DFSK Gelora E, contohnya, telah mendapat kepercayaan dari sejumlan BUMN (badan usaha milik negara) dan perusahaan swasta.
“Hingga kini DFSK Gelora E telah dipercaya oleh sejumlah BUMN dan perusahaan swasta yakni Telkom, PLN, Perkebunan Nusantara, Pupuk Kaltim, Semen Indonesia Logistic, Krakatau Steel hingga DHL,” ujar Marketing Head PT Sokonindo Automobile (DFSK Motors), Achmad Rofiqi.
Menurutnya, dengan keunggulan-keunggulan kendaraan listrik membuat biaya operasional dan perawatan perusahaan lebih rendah dibandingkan sebelumnya ketika menggunakan kendaraan konvensional.
Para pemilik DFSK Gelora E cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 per kilometer atau berkisar 30% dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.
“Kita ambil contoh perusahaan pengantaran. DFSk Gelora E dapat dengan bebas melewati kawasan-kawasan ganjil-genap di Jakarta. Bayangkan jika mereka masih menggunakan kendaraan bermesin konvensional, tidak sebebas DFSK Gelora E,” imbuhnya.
Dan, kabar baiknya, kini, harga DFSK Gelora E menjadi lebih terjangkau berkat diproduksi di dalam negeri, tepatnya di kawasan Cikande, kabupaten Serang. Versi Blindvan dijual dengan harga Rp 350 juta, sedangkan versi minibus (penumpang) dibanderol Rp 399 juta.
Minivan listrik ini dibekali dengan Permanent Magnet Synchronous Motor dan Lithium Iron Phosphate. Daya jelajah kendaraan mencapai sekitar 300 kilometer. Waktu pengisian baterai jika menggunakan Quick Charge 2,5 jam dari 0-100%, sedangkan dari 20-80% 80 menit. Namun, jika Anda mengisi baterai dari sumber rumah tangga butuh waktu 8 jam. ##