Chongqing — Tepat 3 tahun silam (29 Maret 2020), BYD (Build Your Dreams) merevolusi baterai kendaraan listrik dengan meluncurkan Blade Battery (Baterai Bilah). Ini merupakan sebuah terobosan untuk mengurangi kekhawatiran tentang keamanan baterai pada kendaraan listrik.
Blade Battery telah dikembangkan oleh BYD selama beberapa tahun sebelum diluncurkan. Sel-sel tunggal disusun bersama dalam sebuah jajaran dan kemudian dimasukkan ke dalam paket baterai. Baterai ini menggunakan lithium iron-phosphate (LFP) sebagai bahan katoda, yang menawarkan tingkat keamanan jauh lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion (Li-ion) konvensional. LFP secara alami memiliki stabilitas termal yang sangat baik dan secara substansial bebas kobalt. LFP juga merupakan bahan yang sangat tahan lama.
Karena struktur paket baterainya yang dioptimalkan, pemanfaatan ruang paket baterai (battery pack) meningkat lebih dari 50% dibandingkan dengan lithium iron-phosphate konvensional.
Dalam urusan keselamatan, mereka mengklaim, Blade Battery merupakan baterai teraman di dunia. Saat menjalani uji penetrasi paku (nail penetration tests), Baterai Bilah tidak mengeluarkan asap atau api setelah ditembus, dan suhu permukaannya hanya mencapai 30°C hingga 60°C. Dalam kondisi yang sama, baterai litium terner (mengintegrasikan elektroda positif yang terbuat dari polimer di mana terdiri dari 3 elemen logam: nikel, kobalt, mangan atau aluminium) melebihi 500°C dan terbakar hebat, dan sementara baterai blok litium besi fosfat konvensional tidak mengeluarkan api atau asap secara terbuka, meski suhu permukaannya mencapai suhu berbahaya 200°C hingga 400°C. Hal ini berarti kendaraan listrik dengan Baterai Bilah akan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk terbakar – meskipun dalam keadaan rusak parah.
Baterai litium terner mengintegrasikan elektroda positif yang terbuat dari polimer yang terdiri dari 3 elemen logam. Unsur kimia yang ada dapat berupa nikel (Ni), kobalt (Co), mangan (M) atau aluminium (Al).
Kenapa masalah keamanan baterai menjadi sangat penting? Dalam beberapa tahun terakhir, banyak produsen kendaraan listrik bersaing untuk mendapatkan daya jelajah yang lebih jauh. Ketika jangkauan menjadi faktor utama yang perlu dipertimbangkan, fokus ini kemudian dialihkan ke pembuat baterai listrik, yang mengarah pada upaya “kepadatan energi” yang tidak masuk akal dalam industri baterai. Karena fokus yang tidak praktis pada “kepadatan energi” inilah keselamatan telah dikesampingkan dalam pengembangan baterai daya. Baterai Bilah BYD bertujuan untuk mengembalikan keamanan baterai ke garis depan.
Baterai Bilah diklaim oleh pabrikan asal Shenzhen ini memiliki masa pakai baterai yang lama dengan lebih dari 5000 siklus pengisian dan pengosongan
![Blade Battery BYD](https://otobisnis.id/wp-content/uploads/2024/03/blade-battery.jpg)
Baterai yang memiliki 600 paten ini diproduksi oleh FinDreams Battery di Chongqing. Anak perusahaan BYD yang didirkan pada tahun 2022 tersebut dirancang menjadi pusat produksi utama berbagai jenis baterai, terutama baterai lithium-ion untuk mobil listrik, bus listrik, kendaraan komersial listrik, dan aplikasi energi lainnya.
FinDreams Battery bisa menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain yang memiliki kebutuhan untuk teknologi energi baru, terutama baterai dengan lithium-ion.
Pabrik baterai FinDreams Battery berkembang dalam dua tahap. Pada tahap pertama, FinDreams membangun fasilitas pabrik dengan kapasitas 20,000 GigaWatt yang dapat menghasilkan 500.000 unit baterai. Selanjutnya, fasilitas tahap kedua berkembang hingga mampu berproduksi dengan kapasitas 15.000 GigaWatt untuk menghasilkan 300.000 unit baterai. Dengan kekuatan kapasitas yang sangat besar, dalam satu tahun, mereka dapat menghasilkan 850.000 unit baterai.
Keberadaan FinDreams sangat vital karena pada tahun 2023 BYD secara resmi memasuki pasar kendaraan elektrik.
“Inovasi baterai BYD telah mampu meyakinkan berbagai pihak dan berhasil menempati posisi kedua di dunia. Dengan kekuatan riset dan pengembangan yang kami miliki ini, maka kami juga ingin lebih nyata berkontribusi pada ekosistem tanpa emisi melalui kendaraan elektrik. Oleh karena itu, kini kami mulai berfokus pada produksi New Energy Vehicle (NEV) dengan menggunakan inovasi baterai milik kami sendiri, yaitu Blade Battery,” ujar Eagle Zhao, President Director PT BYD Motor Indonesia
Mobil pertama yang menggunakannya adalah BYD Han EV dengan jelajah 605 kilometer, diluncurkan pada Juni 2020. ##